Permasalahan itu sambung Feriyadi adalah rendahnya nilai Kualitas Pembelajaran pada Raport pendidikan masing-masing sekolah di tahun 2023 dan perubahan status penerapan kurikulum di sekolah dari status mandiri belajar menjadi mandiri berubah.
Adapun Narasumber kegiatan lokakarya tersebut adalah Bapak Dahwirzal, Dz yang juga merupakan pengawas satuan pendidikan dalam penjelasan materinya selain membahas tentang teknis penyusunan Capaian Pembelajaran (CP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dan Modul Ajar juga mengingatkan pihak sekolah tentang pentingnya analisis kelemahan dan kekuatan sekolah serta deskripsi peluang dan ancaman dalam penyusunan Kurikulum operasional satuan pendidikan (KOSP).
“Dengan melakukan analisis strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman) atau dikenal dengan istilah SWOT diharapkan sekolah mampu mengambil kebijakan-kebijakan program sekolah yang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dan secara langsung meningkatkan mutu sekolah”,tutupnya.(Malin)












Discussion about this post