By Malin (Jurnalis PRnewspresisi.com)
Prnewspresisi.com–Beberapa waktu yang lalu sempat viral beberapa istri pejabat melakukan Flexing ( Pamer Harta) termasuk dimedia sosial, mereka berlomba lomba memamerkan Hartanya,baik itu dipamerkan didunia maya maupun didunia nyata. ibarat kata semua orang di Zaman Now tidak jauh jauh dari media Sosial minimal WhatsApp, FB,Instagram dan lain sebagainya sehingga mempermudah bagi mereka untuk ajang pamer.
Flexing istilah bahasa kerennya adalah sebuah ungkapan yang digunakan untuk seseorang yang sering pamer kekayaan. Dengan adanya media sosial membuat fenomena flexing jadi makin marak. Apalagi sebelumnya apabila pamer dianggap tabu, dilarang, dan tidak pantas, tapi sekarang jadi hal yang umum
Ada Beberapa hal yang sering dipamerkan mereka seperti saldo ATM, uang yang bertumpuk, pakaian mahal, jet pribadi, liburan ke luar negeri, tas mewah, mobil mewah, dan sederet barang Branded mewah lainnya. Maka belakangan muncul istilah, sultan dan crazy rich.
Seperti contoh yang sering ditemui seorang istri pejabat lagi sarapan pagi, sambil di jepret dan ditulis dibawah foto (Sedang makan Pagi di jepang), Seminggu setelah itu dia Jepret lagi (Sedang makan Malam di thailand ) artinya para istri istri tersebut hanya muter muter Luar Negri demi bisa Pamer.Belum lagi dompet selebar telapak tangan diberi Caption “Hanya” Seharga 150 juta.
Dinukil dari tulisan “Tere Liye” bahwa Dalam level sangat mengherankan adalah istri, anak dari pejabat yang TIDAK pernah bertanya ke suami, ayah mereka bahwa apakah uang yang dibawa pulang, liburan, jalan-jalan, hadiah tas mewah dll itu halal atau haram?
Di keluarga itu, jika fungsi saling mengawasi, saling menasihati, insya Allah, prilaku korup bisa dicegah.
Tapi memang, kalau suami-istri sama korupnya, anak anaknya juga sama korupnya, repot. Dan kocaknya keluarga begini, banyak yang tidak merasa bersalah. Santai saja. Tidak malu dengan tetangga meskipun suaminya masuk penjara. Santai saja. Bahkan bisa ceramah tentang kejujuran, keihklasan, kami itu hidupnya sederhanaaa sekali.
“Ayah kami itu orangnya jujuuur banget. Suami saya itu, wah jangankan korupsi, ngambil uang serupiah pun tidak”, kata seorang istri pejabat, sambil duduk manis di mobil dinas mewah, hendak pergi ke salon.
Belum lagi ibu ibu itu ikut acara pengajian, memakai jilbab lebar, diruangan ber AC orang semua kedinginan, dia malah kepanasan sambil ngipas ngipas yang sebenarnya mau pamer Emas yang melingkar di leher dan tangan.
Akhirnya karena ulah Anak dan istri tersebut masyarakat malah curiga dan suami menjadi sasaran empuk untuk diperiksa oleh pihak berwenang.
Dalam hal ini, terdapat berbagai faktor yang menjadi penyebab kelenturan budaya di masyarakat. Mulai dari faktor ingin mendapatkan kepuasan diri dan pengakuan dari orang lain, kebutuhan mempertahankan citra diri, hingga tekanan dari lingkungan sosial. Berbagai faktor inilah yang mendorong seseorang berperilaku pamer, menunjukkan segala hal mewah yang dimilikinya kepada orang lain maupun di media sosial.
Namun Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan “Tidak akan masuk surga bagi seseorang yang di dalam hatinya terdapat sifat sombong meskipun hanya sebesar biji dzarrah. Dan tidak akan pula masuk neraka, yaitu seorang yang di dalam hatinya terdapat keimanan meskipun hanya sebesar biji dzarrah.”(HR Muslim).
Discussion about this post