oleh Boy Hadi Kurniawan
(Direktur Consist : Center for Empowerement Training and Strategic Studies)
Kekuatan fisik itu teruji ketika anda mendapatkan pukulan, tendangan, hantaman, kuman penyakit ataupun kelelahan karena terkuras nya energi dan tenaga akibat kerja atau akvitas yg berlebihan. Raga anda terasa letih bahkan terluka tapi anda tetap bangkit kembali, terus berjuang pantang menyerah. Ibarat petinju atau petarung bebas yg kena pukul berkali-kali atau ditampar berkali-kali, tapi tetap tahan pukul tidak knock out. Bahkan comeback dengan lebih kuat menaklukkan lawannya. Sebagaimana kata pepatah pukulan yg tidak mematikan mu akan menguatkan mu.
Kekuatan mental itu teruji ketika anda menghadapi tekanan, ancaman, intimidasi maupun cacian, bully, fitnah dari orang lain yg bisa membuat anda lemah, takut, merasa serba salah, mundur dan berhenti bekerja. Tapi Anda tetap teguh dan tidak gentar sedikitpun untuk melakukan yg baik dan terbaik. Atau ketika anda merasa marah karena harga diri anda atau nama baik anda dicemarkan oleh orang lain tapi anda mampu tetap tenang mengendalikan emosi tidak berbuat kerusakan. Anda tidak terpengaruh tetapi terus berjalan dan berbuat, sebagaimana kata pepatah anjing menggonggong kafilah berlalu.
Kekuatan pikiran dan akal itu teruji ketika anda menghadapi masalah dan tantangan yg sulit dan berat tapi anda tidak kehilangan akal, terus berpikir dan mencari jalan keluar dari masalah itu. Kekuatan akal itu juga teruji saat orang lain bermalas-malasan dan bersenang-senang sementara anda tetap bersusah payah belajar, mengisi akal dan pikiran anda dengan ilmu atau melakukan penelitian, kajian lalu menuliskan hasil analisa dan kajian anda tersebut menjadi ilmu dan pelajaran untuk orang lain.
Kekuatan spiritual itu teruji ketika manusia melepaskan hawa nafsunya tanpa kendali, bersenang senang, berbuat maksiat dan penyimpangan seperti berzina dan berliwath/homoseksual dll tapi anda berjuang menaklukkan nafsu tersebut karena takut pada Allah dengan menempuh cara yg halal utk memfasilitasi fitrah nafsu tersebut. Kekuatan spiritual itu juga teruji ketika anda tetap sabar dalam beribadah, tetap konsisten menyembah Allah disaat manusia sibuk menyembah harta dunia dan jabatan. Kekuatan spiritual anda juga teruji ketika anda tetap berbaik sangka, ikhlas dan positif thinking terhadap ujian yg Allah SWT berikan pada anda.
Dari sini sebenarnya kita dapat mengambil kesimpulan bahwa yg orang yg kuat adalah orang yg mampu mengendalikan rasa takut, rasa malas, rasa sakit, letih, cemas, kecewa, marah ataupun hawa nafsu syahwatnya. Jadi sebelum kita menunduk kan musuh kita, kita harus mampu menundukkan dan mengendalikan diri kita sendiri. Itulah inti dari “kekuatan” itu.
Sebagaimana yg dikatakan oleh Sir Edmund Hillary, manusia pertama yg berhasil menaklukkan Gunung tertinggi di Dunia Mount Everest. Berkali-kali dia gagal bahkan kakinya pernah patah, karena beratnya Medan yg ditempuh bahkan nyawanya nyaris melayang karena kehabisan bekal dan kondisi Medan yg berat sangat dingin dan bersalju. Banyak orang yg meragukan kemampuan nya dan melarang nya utk menundukkan Mount Everest, Krena sudah banyak pendaki hebat yg meninggal terkubur disana, apalagi tanjakan menjelang puncak yg disebut tanjakan maut/kematian karena banyak pendaki terkubur disana, yg kemudian diberi nama utk menghargai sir Edmund Hillary yaitu Hillary hills yg tanjakannya sangat curam 90% dan jurang dalam kiri-kanan.
Ketika dia ditanya dan diberi ucapan selamat, “Anda telah berhasil menundukkan Mount Everest!. Dia mengatakan, Tidak!! saya tidak menundukkan Mount Everest tapi saya menundukkan diri saya sendiri. Saya menundukkan rasa takut saya, rasa lemah dan rasa sakit yg saya alami, barulah saya menundukkan Mount Everest katanya. Itulah inti dari kekuatan itu.
Discussion about this post