Tigo Lurah,PRnewspresisi.com—Makna kemerdekaan bagi setiap anak bangsa tentulah tidak sama, secara umum sejak di proklamirkan 17 Agustus 1945 kepastian lepas dari penjajah sudahlah pasti. Tetapi makna kemerdekaan secara utuh, ternyata belum bisa dirasakan oleh seluruh anak bangsa, termasuk untuk dapat menikmati akses Informasi.
Seperti halnya apa yang dirasakan oleh siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Kecamatan Tigo Lurah, Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera Barat ketika mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Dan tidak menutup kemungkinan, nasib yang sama juga akan dirasakan oleh siswa dari tingkatan lainnya, karena ANBK 2023 diketahui juga akan segera dilaksanakan untuk tingkat SD, SMP, dan SMA.
Realita dilapangan, ketika rata-rata daerah diseluruh Indonesia sudah melaksanakan kegiatan di sekolah masing-masing. kegiatan ANBK di SMP Negeri 4 Kec. Tigo Lurah, Senin (18/9/2023), justru dilaksanakan di luar ruangan, bahkan jauh dari lokasi sekolah, sebab tidak tersedianya jaringan komunikasi di daerah tersebut.
Dimana para siswa terpaksa dibuatkan tempat khusus untuk mengikuti kegiatan itu, meski duduk hanya beralaskan tikar, dengan resiko harus diterpa hujan dan panas setiap saat. Sebab didaerah tersebut, hanya ada spot-spot tertentu saja yang bisa mendapatkan jaringan internet.
Dilansir dari anbk.kemendikbud, ANBK sendiri merupakan program evaluasi yang diselenggarakan Kemendikbud Ristek guna meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan memotret input, proses, dan output pembelajaran di seluruh tingkat pendidikan. Program ini dilakukan oleh Kemdikbud untuk menilai secara keseluruhan baik dari sisi kognitif maupun non kognitif siswa.
Kepala SMP N 4 Tigo Lurah Asral, S.Pd ketika diwawancarai mengatakan bahwa ujian ANBK dilaksanakan selama 2 hari mulai tanggal (18 – 19 September 2023) yang sebelumnya sudah dilaksanakan Gladi Bersih.
Dirinya mengaku bersama pihak Sekolah dan Komite memutar otak agar tahun ini bisa mengikuti ujian Semaksimal mungkin meskipun Dilakukan ditengah Hutan untuk mencari titik Sinyal yang kuat agar akses internet Lancar jaya.
Tak lupa Kepsek menambahkan, untuk meja yang digunakan siswa ketika ujian hanya selembar papan yang disulap menjadi meja Laptop yang ditopang oleh kayu beralaskan tikar serta diduduki oleh 3 siswa “dilokasi tersebut juga dibentangkan Sebuah Spanduk bertuliskan (Selamat dan sukses ANBK SMPN 4 Tigo Lurah Tahun 2023) beserta Denah Ruang ANBK.
” ditahun Sebelumnya SMPn 4 Tigo Lurah hanya melaksanakan Ujian dengan Pola Semi Online dimana komputer client tidak memiliki akses internet secara langsung namun hanya terhubung dengan komputer proktor yang memiliki akses internet dengan hanya memerlukan bandwidth minimal 1 Mbps.”,jelasnya.
Waktu itu jelas Asral SMPN 4 Tigo lurah termasuk yang pertama kali yang melaksanakan ujian daring dan diikuti oleh SMPN 1 tigo Lurah serta SMPN 3 Tigo Lurah.
“Namun ditahun ini kita sepakat melaksanakan ujian berbasis Online, bukan Semi Online lagi, karena pada prinsipnya Pada ANBK moda online, masing-masing lokasi tes terdapat aplikasi Exambrowser proktor dan client. Aplikasi ini akan berfungsi menampilkan layar tes secara penuh tanpa navigasi dan mencegah peserta berpindah ke aplikasi lainnya”, ungkapnya.
Sementara Aplikasi Exambrowser proktor dan client langsung terhubung dengan server pusat Pusmenjar (Pusat Asesmen dan Pengajaran). Karena semua data langsung diakses dari server pusat, sedangkan komputer proktor tidak perlu melakukan sinkronisasi data terlebih dahulu sebelum pelaksanaan tes.
“Namun sayang sekali karena lampu sering mati disebabkan ada pekerjaan jalan maka otomatis akan mengganggu sinyal yang ada, oleh sebab itu dicari solusi terbaik dengan cara memindahkan tempat ujian keluar sekolah, lebih tepatnya di sekitar Hutan yang berada di daerah ketinggian”,tutup Asral
Tanggapan Bupati Solok
Menyikapi hal itu, Bupati Solok H. Epyardi Asda merasa sangat prihatin dengan kondisi masyarakatnya yang ada di Kec. Tigo Lurah. Seperti halnya diketahui, demi melepaskan daerah paling ujung di Kab. Solok itu dari ketertinggalan, Bupati yang dikenal dengan latar belakang pengusaha itu terus berusaha untuk melakukan berbagai upaya pembangunan, seperti halnya pembangunan Jalan Kapujan-Rimbo Data yang diusahakannya dengan berkalaborasi bersama Anggota Komisi VÂ DPR RI, Athari Gauthi Ardhi, dan sudah mulai dikerjakan dengan Anggaran 36 Milyar.
“Saya melalui pemerintah Kab. Solok selalu mengupayakan bagaimana seluruh akses informasi bisa sampai ke masyarakat, karena dijaman serba internet ini. Jaringan seluler tidak sebatas komunikasi saja lagi, tetapi sudah menjadi kebutuhan untuk menunjang banyak hal sendi-sendi kehidupan, terutama dibidang pendidikan, semuanya sekarang sudah serba digital,” katanya ketika selesai pertemuan dengan masyarakat Nagari Saok Laweh, Kamis (14/09/2023) lalu.
Selain itu, Bupati Solok juga menyampaikan keresahannya terkait dengan usaha pembangunan sarana dan prasarana telekomunikasi di daerah yang dipimpinnya itu. Karena pembangunan fasilitas komunikasi, seperti tower pemancar itu juga menyangkut kepentingan bisnis pihak provider, dimana pertimbangan ekonominya sangat mempengaruhi.
“Tidak saja soal itu, di sisi pemerintah sendiri saya pikir kerumitannya juga sangat luar biasa. Sementara kita menuntut ekonomi dan pendidikan bangsa ini maju, disisi lain kerumitan prosedur malah terkesan menjadi penghalang,” katanya.
Hal itu dikatakannya, terkait pembangunan tower pemancar yang akan di laksanakan di Nagari Bukit Bais Kec. IX Koto Sungai Lasi, Kab. Solok. Karena sesuai dengan laporan Walinagari dan Dinas Kominfo yang mengurus teknis pembangunan itu masih terkendala surat rekomendasi dari Dinas Kehutanan Propinsi Sumatera Barat. Padahal sesuai dengan keterangan Walinagari Bukit Bais, dilevel bawah nagari sudah terlebih dahulu semangat dan menyelesaikan soal pembebasan lahan untuk pembangunan Tower, dan kini harus terkendala proses administrasi yang terlalu lama di tingkat Propinsi.
“Sesuai laporan yang saya terima, surat kita sudah masuk ke propinsi dari pertengahan Agustus 2023, dan sampai sekarang belum progres sama sekali, bahkan tim kehutanan yang harusnya sudah melakukan survey kelapangan juga belum. Entah berapa lama proses administrasi seperti itu saja mesti ada kepastian. Sementara waktu dan kebutuhan akan jaringan komunikasi berjalan terus, terutama untuk dunia pendidikan yang serba daring,” pungkasnya.(Malin/ZA/Hendrik)