Oleh Dedi Hermanto
(Guru SMPn 5 Lembang Jaya)
Solok,PRnewspresisi.com–tepat pada Tanggal 12 Rabi’ul Awal 1445 Hijriah atau bersamaan dengan tanggal 28 September 2023 Masehi semua umat muslim diseluruh dunia memperingati hari Maulid Nabi Muhammad SAW.
Peringatan tersebut bukan semata mata hanya merayakan hari kelahiran baginda Rasulullah SAW, namun beliau juga merupakan sosok yang teladan sehingga wajar umat muslim ikut berbahagia ketika memperingati kelahirannya dan menyanjung beliau untuk mendapatkan syafaat.
Dan Kita selaku umat Muslim tentu harus tau tentang kisah hidup baginda Rasulullah SAW mulai dari lahir hingga beliau wafat. perjuangan beliau yang gigih merubah peradaban dari zaman jahiliyah kepada zaman yang di penuhi cahaya islam tentu tak lepas dari perjuangan Rasulullah SAW dengan lika liku dan penuh cobaan sehingga pada akhirnya beliau dapat mengangkat harkat dan derajat umat Muslim Sehingga pada hari ini kita pun ikut merasakan cahaya itu.
Dikutip dari berbagai sumber bahwa kisah Nabi Muhammad SAW diawali pada tahun Gajah, Muhammad lahir di Makkah dan besar sebagai anak yatim karena Ayah Muhammad, Abdullah telah wafat sebelum Muhammad lahir. Muhammad dididik dan dibesarkan oleh seorang ibu yang mulia, yaitu Aminah. Setelah beberapa waktu bersama sang ibu, kemudian Muhammad dibesarkan oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib.
Namun tak berselang lama, setelah dua tahun bersama sang kakek tercinta, Muhammad harus rela ditinggalkan kakek yang turut membesarkannya. Pada usia delapan tahun setelah kepergian sang kakek, Muhammad kemudian diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.
Meskipun hidup fakir atau kesulitan dalam mencukupi kebutuhan hidup, namun Abu Thalib adalah seorang dermawan yang rajin berbagi dan bersedekah kepada sesama. Walau dalam keadaan sulit, Muhammad dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bersama pamannya.
Kisah nabi Muhammad SAW singkat dari lahir sampai wafat berlanjut pada masa kerasulan.
saat mendapatkan wahyu pertama dari Allah SWT. Sebelum dijadikan seorang Rasul, Allah pun telah memberikan anugerah keistimewaan kepada Muhammad. Salah satunya adalah wajahnya yang bersinar terang hingga mampu mengalahkan sinar rembulan. Ini dikatakan sebagai tanda kebesaran Allah yang menunjukkan nabi terakhir dengan kemuliaan dan kedudukan yang tinggi.
Selain karunia wajah yang bersinar, Muhammad juga diberikan wahyu pertama yang sungguh luar biasa dari Allah SWT. Menjelang diturunkannya wahyu pertama, Muhammad mendapatkan sebuah mimpi di mana Malaikat Jibril datang menghampirinya. Muhammad pun merenung dan memikirkan mimpi yang dialaminya dengan menyendiri di Gua Hira. Kemudian di tempat itulah, Muhammad diperlihatkan Allah bahwa mimpi yang dialaminya benar adanya.
Pada saat itu, Malaikat Jibril datang kepada Muhammad dan menurunkan wahyu pertama yang diberikan Allah SWT. Saat itulah, Allah menurunkan ayat dari QS Al-Alaq 1 – 4, yaitu sebagai berikut:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq, 1-4)
Setelah peristiwa itu, Muhammad pulang dengan perasaan takut. Namun, inilah waktu di mana kisah kerasulan Nabi Muhammad SAW dimulai. Di mana, Rasulullah SAW merupakan utusan terakhir yang akan membawa kedamaian bagi seluruh umat manusia.
Dakwah secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan merupakan salah satu kisah nabi Muhammad SAW singkat dari lahir sampai wafat yang perlu dipahami. Setelah mendapatkan wahyu pertama, Nabi Muhammad SAW kemudian mulai melakukan dakwah secara rahasia atau sembunyi-sembunyi.
Khadijah, Abu Bakar As-Shiddiq dan Zaid bin Haritsah, Ummu Aiman, Ali bin Abu Thalib, dan Bilal bin Rabah merupakan orang-orang yang menjadi pengikut pertamanya. Setelah beberapa tahun melakukan kegiatan dakwah secara rahasia, kemudian Allah memberikan perintah untuk berdakwah secara terang-terangan.
Perintah ini seperti yang tercantum dalam QS Al-Hijr ayat 94 yaitu sebagai berikut: “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”
Peristiwa Isra Mi’raj merupakan perjalanan penting dari kisah nabi Muhammad SAW singkat dari lahir sampai wafat yang memiliki makna mendalam. Peristiwa perjalanan Nabi Muhammad ini bermula ketika istrinya Khadijah dan pamannya Abu Thalib wafat.
Meninggalnya dua orang penting dalam hidup Nabi Muhammad ini terjadi pada tahun ke-11 kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Tahun tersebut merupakan tahun yang menyedihkan bagi seorang Rasulullah SAW. Ia harus kehilangan istri tercinta yang selalu mendampingi serta pamannya yang telah mengasuh sejak kecil.
Setelah peristiwa itu, Allah mengutus Malaikat Jibril untuk mendampingi Rasulullah SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, kemudian menuju langit ke-7 atau Sidratul Muntaha. Perjalanan ini disebut juga dengan Isra Mi’raj. Pada peristiwa inilah, Rasulullah mendapatkan perintah salat 5 waktu yang wajib ditunaikan seluruh umat muslim.
Sementara Kisah wafatnya nabi Muhammad SAW diakibatkan karena beliau menderita sakit yang dialaminya selama beberapa bulan. Setelah melewati penyakitnya, Nabi Muhammad SAW dikabarkan meninggal dunia.
Pada saat terjadinya peristiwa menyedihkan tersebut, sahabatnya Abu Bakar sedang tidak berada di Madinah. Kemudian setelah diberitahu, beliau segera datang ke rumah Aisyah. Pada saat itulah, seluruh umat muslim berduka dan harus merelakan suri tauladan yang tidak lelah mengajarkan kebaikan dalam menjalani kehidupan. Peristiwa ini akan selalu dikenang seluruh muslim sebagai peristiwa besar dan bersejarah dari perjalanan seorang yang memiliki segala sifat baik dan kemuliaan.
Diantara sahabat baginda yang merasa Sedih dengan meninggalnya Nabi Muhammad SAW adalah Bilal bin Rabah, beliau merupakan salah satu sahabat nabi dari golongan Assabiqunal Awwalun yang mendapat siksaan cukup kejam.
Bilal bin Rabah merupakan sosok laki-laki bertubuh tinggi dan kurus. Ia termasuk dalam kalangan hamba sahaya berkulit hitam. Ia memiliki asal-usul dari Afrika, tepatnya Habasyah atau Ethiopia, sebagaimana dijelaskan dalam buku Kisah-Kisah Inspiratif Sahabat Nabi karya Muhammad Nasrullah.
Ibunya termasuk dalam kelompok hamba sahaya yang dimiliki oleh Umayyah bin Khalaf, pimpinan Quraisy. Setelah ia dan ibunya menjadi budak Umayyah, Bilal r.a. mendengar kabar mengenai ajaran agama Islam. Kemudian ia memutuskan untuk menemui Rasulullah dan menyatakan diri masuk Islam. Ia juga termasuk dalam golongan orang-orang yang pertama masuk Islam (Assabiqunal Awwalun).
Kabar masuknya Bilal r.a. ke dalam agama Islam terdengar ke berbagai wilayah. Hal ini juga menjadi kabar gembira bagi umat Islam.
Di samping itu, kabar Bilal r.a. memeluk agama Islam ternyata juga didengar oleh majikannya. Bilal bin Rabah yang masih berstatus budak ini ternyata mendapatkan kesulitan setelah memeluk agama Islam. Majikannya sendirilah yang menjadi ujian baginya.
Ia menjadi bulan-bulanan Umayyah dan orang kafir lainnya. Mereka juga menyiksa Bilal r.a. tanpa ampun.
Kembali ke kisah sebelumnya, Setelah Rasulullah wafat, Bilal bin Rabah enggan untuk mengumandangkan adzan dan memutuskan untuk meninggalkan Madinah, Ia meminta izin pada Abu Bakar r.a. untuk berhenti menjadi muadzin Rasul.
Namun para penduduk Madinah yang merindukan Rasulullah meminta Bilal r.a. untuk kembali mengumandangkan adzan. Dengan mata berkaca-kaca, Bilal r.a. menolak permintaan tersebut. Ia tidak lagi sanggup mengumandangkan adzan.
Umar bin Khattab kemudian mengunjungi rumah Bilal r.a. yang berada di Syam dan membujuknya.
“Tapi, umat muslim di Madinah sedang membutuhkanmu, Bilal. Mereka ingin mendengarkanmu mengumandangkan azan. Mereka rindu suaramu. Mereka rindu lantunan azanmu, wahai muadzin Rasulullah!”, ucap Umar r.a.
Untuk kembali ke Madinah dan kembali mengumandangkan adzan merupakan hal yang begitu berat bagi Bilal bin Rabah. Ia terlalu rindu pada Rasulullah sehingga tidak mampu melepas kepergian beliau.
Dikisahkan pada suatu ketika Bilal r.a. bertemu dengan Baginda Rasulullah dalam tidurnya. Mimpi tersebut menjadikan Bilal r.a. siap untuk berangkat ke Madinah mengunjungi makam Rasulullah.
Sesampainya di sana, Bilal r.a. bertemu dengan cucu-cucu kesayangan Rasulullah, yaitu Hasan dan Husein. Husein kemudian berkata,
“Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan azan untuk kami? Kami ingin mengenang kakek.”
Umar r.a. yang juga ada di sana pada saat itu turut membujuk Bilal r.a. untuk kembali mengumandangkan adzan. Umar r.a. juga menyampaikan bahwa seluruh sahabat juga merasakan hal yang sama. Lalu Bilal tersadar dan merasa inilah waktunya untuk menumpahkan rasa kerinduannya pada Rasulullah.
Akhirnya Bilal r.a. memutuskan untuk adzan yang terakhir kalinya. Suaranya yang merdu mulai terdengar ke seluruh penjuru kota Madinah. Ketika lafadz Allahu Akbar ia kumandangkan, kota Madinah seketika menjadi sunyi dan senyap. Seluruh aktivitas pun terhenti pada saat itu.
Seluruh penduduk Madinah pun terkejut mendengar suara merdu yang sudah lama menghilang tiba-tiba terdengar kembali. Suara merdu tersebut mengingatkan umat Islam akan sosok Rasulullah juga momen-momen ketika mereka bersama dengan beliau.
Ketika Bilal r.a. mengumandangkan lafadz Asyhadu alla ilaha illallah, seluruh penduduk Madinah mulai berlarian mencari sumber suara dan mulai berteriak histeris.
Hingga pada lafadz berikutnya, suara Bilal r.a. mulai terdengar parau ketika melafadzkan Asyhadu anna muhammadar rasulullah. Ia pun mulai terisak ketika menyebutkan nama orang yang paling ia rindukan.
Bilal r.a. tidak sanggup melanjutkan adzan. Seluruh penduduk Madinah akhirnya pun turut menangis karena merasakan rindu yang teramat pada Baginda Rasulullah SAW.
Keislaman kita belumlah sempurna jika sejarah Baginda Rasulullah SAW belum kita ketahui secara utuh, maka bacalah kisah hidup beliau, sehingga kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW semakin bertambah, hanya beliau lah yang memberikan safaat diakhirat. Semoga…. (***)