Pagai Utara,PRnewspresisi.com–sebuah Boat Kayu yang ditumpangi oleh siswa SMAN I Pagai Utara Selatan (PUS) di kepulauan sikakap, karam di tengah laut pada Rabu (11/10/23) lalu disaat semuanya hendak pulang sekolah sekira pukul 13.20 wib.
Peristiwa tersebut di ketahui ketika sebuah video berdurasi 0:24 detik beredar luas di medsos, Dalam video pendek itu terlihat banyak anak sekolah di atas bot dalam kondisi karam dan ada juga yang menyelamatkan diri dengan cara berenang dan juga ada sebagian yang bertahan di sped boat.
Tak berapa lama kejadian, salah satu sped bot datang memberikan bantuan untuk mengevakuasi pelajar yang karam guna di bawa ke darat.
Kasubak SMA TU SMAN I PUS Ratna ketika dikonfirmasi PRnewspresisi.com membenarkan kejadian tersebut, “Alhamdulillah anak anak semua aman, Tapi hp dan buku buku siswa tidak bisa di selamat kan”,Ujar Ratna yang mendapat informasi tersebut dari salah satu siswanya.
Dijelaskan Ratna bahwa dirinya juga pernah mengalaminya dulu sebanyak 2 kali Saat masih sekolah SMA. Hal itu disebabkan karena Penumpang melebihi kapasitas boat.
“Semoga semua baik baik saja dan Kedepannya semoga operator bot memperhatikan jumlah penumpang supaya semua aman”,tuturnya.
Awalnya sebut Ratana lagi, Lampu PLN tempat kami mati dari pagi sampai jam 5 sore dan Jam 5 sore tbaru lampu hidup dan disana Baru kami dapat kabar bahwa bot siswa terbenam.
“Dalam peristiwa tersebut tidak ada korban jiwa, namun kejadian ini menjadi sejarah bagi pelajar, akan pentingnya ada kepedulian dan perhatian pemerintah untuk menyediakan kapal penyebrangan untuk melayani masyarakat dan anak sekolah”,papar Ratna menambahkan.
Seperti di ketahui kapal milik Pemkab mentawai melalui Dinas Perhubungan dengan merk Teluk Katurei pernah beroperasi melayani masyarakat untuk penyebrangan dari pelabuhan HVA menuju polaga.
Namun, akhir-akhir ini kapal tersebut tidak lagi beroperasi artinya tidak lagi melayani masyarakat dan anak sekolah, sehingga salah satu alternatif dilakukan masyarakat dan anak sekolah kembali menggunakan sped boat untuk transportasi penyebrangan.
Meski demikian, resiko anak sekolah menggunakan fasilitas sewa sped boat sangat besar, pasalnya tingkat keamanan sangat mengkhawatirkan di bandingkan dengan kapal penyebrangan.
Pasca kejadian tersebut anak-anak sekolah bakal trauma, apalagi kalau ada anak sekolah yang tidak bisa berenang, maka akan memakan korban, tentu saat kejadian akan meyelamatkan diri masing-masing.
Dalam hal ini masyarakat berharap adanya perhatian dari pemerintah kabupaten Kepulauan Mentawai dalam hal ini Dinas Perhubungan untuk menghadirkan kembali transportasi penyebrangan demi keselamatan dan kenyamanan masyarakat dan anak sekolah.(Dodi)