Sirukam. PRnewspresisi.com– Setelah “Malamang” , Kegiatan ujian santri Pondok Pesantren Pertanian Syekh Muhammad Muhsin Sirukam kali ini mengadakan Makan “Bajamba” yang dihelat pada Senin (06/06/2022) di pondok Pesantren Setempat.
kepala Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Pertanian Syekh Muhammad Muhsin Yulipa Yanti, M.Pd kepada media ini menjelaskan bahwa makan Bajamba memiliki Tradisi unik yang punya beberapa manfaat misalnya melatih diri untuk berbagi dalam kebersamaan dan menghormati serta mendahulukan orang-orang yang lebih tua. Selain itu, ketika prosesi makan bajamba, diharapkan semuanya dapat membaur dalam kebersamaan tanpa memandang status masing-masing”, Ujar Yulipa
dikatakan Yulipa bahwa para santri putri mempersiapkan alek mereka secara bersama-sama. Memasak berbagai aneka masakan khas tradisional Minangkabau. Bahkan sambal yang mulai langka ditemui di hidangan baralek saat ini seperti samba goreng udang sayieh dan goreng sapek jo maco bisa kita dapati pada hidangan bajamba kali ini”, sebutnya
“Inovasi yang bagus sekali dari guru Prakarya di madrasah kita. Ustadzah Elismiwati cukup sukses dalam mengangkat acara Bajamba sebagai salah satu cara mengevaluai pembelajaran pada mata pelajaran yang diampunya.
Semoga kegiatan ini juga bisa memotivasi guru lain dan kita semua sebagai pendidik untuk berani berinovasi dalam pendidikan serta memberikan pemahaman untuk para santri tentang tradisi kita, karena pengaruh munculnya berbagai jenis makanan cepat saji dan tata cara penyajian hidangan modern, sebagai dampak dari adanya globalisasi, menyebabkan kita di Minangkabau mulai beralih menggunakan hidangan yang dianggap lebih modern dan praktis dalam berbagai acara baralek”,ungkap Yulipa kepada jurnalis PRnewspresisi.com
Baca Juga : Disela Ujian,Pondok Pesantren Pertanian Syekh Muhammad Muchsin “Malamang”
Yulipa Menambahkan untuk menanamkan cinta akan tradisi kita maka sudah saatnya kita kembali menghidupkan tradisi kita melalui program dimadrasah, yang terus melatih para santri untuk melestarikan tradisi dan juga terus berinovasi.” Jelas nya saat diwawancarai di sela-sela acara Bajamba yang mengundang seluruh majelis guru untuk hadir.
Salah satu guru bidang studi Elismiwati, S.Pd.I saat dimintai pendapatnya mengatakan bahwa Kolaborasi tiga mata pelajaran, Seni Budaya, Prakarya dan Budaya Alam Minangkabau melebur menjadi satu bisa menjadi pertunjukan yang sarat nilai edukasi khususnya bagi kaula muda. para generasi muda seperti santri ini diharapkan semakin mengenal budaya lokal dan mulai mencintai tradisi minang serta bangga menjadi anak Minang”, demikian harapan dari ustadzah Elismiwati
Para santri yang terlihat anggun dengan pakaian adat tradisional Minang yang syar’i mendatangi masing-masing guru dan pengasuh Pondok untuk Mamanggie (mengundang) untuk hadir di acara Turun Mandi Anak salah satu dari mereka. Begitu sedikit drama dari kegiatan Makan Bajamba ini (Stian)
Discussion about this post