Tahun lalu engkau katakan, Ramadhan yang akan datang, akan ku perbaiki amal ibadahku…Namun ketika ia datang, amalanmu tak jua beranjak baik…
Tahun lalu engkau katakan, sampaikan aku dengan Ramadhan tahun depan…
Ketika Ramadhan datang, namun engkau malah sia-siakan… Tamu mulia itu sdh pergi dan melangkah pulang
Namun, jamuanmu sangatlah kurang.
Berbagai kemuliaannya engkau campakkan…Engkau lebih sibuk menyambut datangnya lebaran..
BARULAH ENGKAU MENANGIS….
Ketika setiap amalan dilipat gandakan, namun tak pernah engkau pedulikan..
Ketika pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka, namun tak sedikitpun hatimu tergerak…Ketika keampunan ditawarkan, dengan angkuhnya engkau menolak untuk mendapatkan..Ketika syaitan dibelenggu, namun hatimu masih saja sibuk dengan urusan dunia yang penuh tipu daya
Tamu mulia itu pergi…Karena kehadirannya tak juga engkau hargai…Tamu mulia itu pergi..Karena kemuliaannya tak juga engkau hampiri…Tamu mulia itu pergi…
Karena kepergiannya pun tak sedikitpun engkau tangisi…
Duhai kotornya hati…
Perlu ramadhan berapa kali lagi, untuk melembutkan kerasnya hati…
Perlu ramadhan berapa kali lagi,
untuk membuat kita memperbaiki diri…
Namun sayang, kita lalai…
kita terlena…kita terbuai…
Lalai dalam dekapan dunia…
sampai-sampai bulan yg mulia itu pergi pun tak kita sadari..
Jika datangnya bulan yang suci masih belum boleh membersihkan kotornya hati..Menangislah…
Jangan-jangan itulah tanda tandanya telah matinya hati.