Sulit Air, PRNewspresisi.com—Rakyat Indonesia masih berpesta, dikarenakan Bangsa Indonesia berulang tahun ke 79 tahun.
Hal ini juga di rasakan oleh masyarakat yang berada Nagari Sulit Air, dimana pada tanggal 17 Agustusnya mengadakan pengibaran bendera di lapangan Bola Kaki Nagari yang menjadi kebanggan Nagari Sulit Air.
Dan pada hari ini, Senin (19/8/2024), pemerintah mengelar Pawai Alegoris, dimana pesertanya seluruh unsur masyarakat di Nagari Sulit Air.
Seperti halnya peserta yang di ikuti oleh siswa PAUD, TK, SD, SLTP, SLTA, Pondok Pesantren Gontor 9, dan Partisipasi masyarakat umum
Dalam sambutannya Wali Nagari Sulit Air, Jumaini, S.Sos, menyampaikan bahwa Pawai Alegoris merupakan tanda kita bergembira, atas kemerdekaan yang telah kita rasakan sampai saat sekarang ini,
Dan juga pawai ini sebagai pemersatu kita di Nagari Sulit Air, apalagi tema yang kita usung adalah tema kebangsaan, yakni Nusantara Baru, Indonesia Maju.
Para peserta pawai bebas menampilkan hiasanya, namun tidak terlepas dari bentuk Khebinekaan, yakni mulai dari Pakaian Adat, alat kesenian, dan juga bercorak Moderen, tapi tidak boleh lepas dari Nusantara ini, ujar Jumaini.
Untuk longmarch yang dilalui oleh peserta pawai, akan melewati 4 jorong, yakni titik kumpul dilapangan Bola Kaki Koto Tuo, terletak di jorong Koto Tuo, Terus lewati Kantor Wali Nagari Sulit Air dan melewati Jembatan Jodoh (Titi) yang terletak di Jorong Koto Gadang,
Dari Titi, terus ke PSA, yang erletak di Jorong Gando, lalu menuju Pasar Guguak Rayo yang terletak di Jorong Silungkang, dan kembali ke Medan Nan Bapaneh yang terletak di Jorong Koto Gadang.
Pelepasan Pawai di awali dengan mengakat bendera oleh, Wali Nagari Sulit Air, bersama Ketua MUN dan Anggota BPN Sulit Air.
Pawai Alegoris juga di dampingi oleh Drumband masing-masing sekolah, yang memilki Alat musik Drumband.
Penampilan Pawai Alegoris menjadi hiburan tersendri bagi masyarakat, karena pawai Alegoris sudah lama tidak diadakan oleh Nagari Sulit Air.
Apalagi kebagian terpancar dari wajah anak PAUD dan TK, karena berpakaian Adat dan di dampingi oleh Orang tuanya. (Hendrik)