Kota Solok, PRnewspresisi.com—Ni Kelurahan IX Korong mengadakan Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) bertempat di aula Kelurahan IX Korong pada, Selasa (20/08/2024)
Tampak hadir Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DPPKB), yang diwakili oleh Bidang Ketahanan Remaja, Karmawati, SE.MM, Penyuluh Keluarga Berencana (PKB), Murnetis, AMD, Keb. Koordinator PKB Kecamatan Lubuk Sikarah, Inneke Rahmadewi, S.sos, Satgas Stunting Kota Solok, Rifa Marlina.
Dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) KTK hadir Surmanila Sari, AMD.Gizi, Fitrizia, A.Tr, Keb dan Nofia Rita, A.md.Keb. Lurah Sembiko, Lega Junaidi Judan, S.sos.,Niniak Mamak, Bundo Kanduang, RT, RW, Babhinkamtibmas, Bhabinsa, kader Posyandu dan Tim Pendamping (TPK) stunting Kelurahan IX Korong.
Lurah IX Korong sekaligus Koodinator TPPS Sembiko dalam sambutannya mengatakan, Rakor ini diadakan menindak lanjuti Edaran Walikota Nomor B/100 3 4.3/379/Kesmas-2024 tentang himbauan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan percepatan stunting tahun 2024, perlu adanya koordinasi dan evaluasi pencegahan stunting.
“Dengan Rakor ini semoga kita menemukan solusi dari Audit Kasus Stunting (AKS). Diharapkan usul dan saran dari kita semua yang hadir pada hari ini”.tutup Lega.
Selanjutnya, Penyuluh KB kelurahan IX Korong, Murnetis, Amd. Keb, memaparkan data sasaran stunting, keluarga yang sudah mendapatkan intervensi dan tindak lanjut serta data keluarga penerima bantuan BAAS dan pangan lokal.
Kepala Dinas DPPKB, yang diwakili Bagian Ketahanan Remaja, Karmawati , SE.MM membuka secara langsung Rakor TPPS Kelurahan IX Korong. Dalam Sambutannya Karmawati mengatakan, banyak polemik ditemui setiap tahunnya angka stunting bertambah, sementara target Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2024 adalah 14%.
Dijelaskan Wati, tujuan dari Rapat Koordinasi (Rakor) TPPS ini adalah bagaimana mengevaluasi sasaran yang terindikasi berisiko stunting. Terhadap keluarga resiko stunting, dilakukan intervensi sesuai kebutuhan dan tindak lanjut.
“Selain bantuan Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) dari OPD, diharapkan swadaya masyarakat untuk sasaran, seperti Dapur Sehat Anak Stunting (DAHSAT) mandiri, sehingga sasaran bisa dipantau minimal 3 hari sekali, berhubung sasaran sudah 2 kali masuk dalam Audit Kasus Stunting” jelas Wati.
Sementara itu, Pakar Gizi Puskesmas KTK Kota Solok, Surmanila Sari, AMD.Gizi, mengatakan, untuk sasaran AKS IX Korong, sudah dilakukan edukasi pemberian makanan bayi dan anak. Untuk capaian asupan 100%, diperlukan dukungan ekonomi, support ayah dan ibu.
Nofia Rita, Amd. Keb, Selaku Tim Pendamping Keluarga (TPK), mengatakan diperlukan kerjasama instansi terkait untuk mengedukasi kedua orang tua tua Baduta, terutama ayah. karena untuk mengejar ketertinggalan berat badan dengan usia 15 bulan seharusnya sudah 10 Kg, tetapi sekarang masih 6.8 Kg.
Ditambahkan Rita, untuk
memaksimalkan pemberian asupan ke anak, bukan saja tanggung jawab ibu, tapi peran serta dan support ayah mempunyai peranan penting.
Sedangkan Koordinator PKB kecamatan Lubuk Sikarah, Inneke Rahmadewi, S.sos, menyarankan untuk tindak lanjut dari sasaran AKS, Baduta Arsyaka, diperlukan gerak cepat Kelurahan, berdayakan tim yang ada di SK TPPS, buat inovasi, membantu memberikan edukasi dan sosialisasi ke ayah Baduta.
Satuan Tugas (Satgas) Stunting Kota Solok, Rifa Marlina menjelaskan, Baduta Arsyaka adalah study kasus AKS Kelurahan IX Korong. Selain pemberian asupan yang disiplin, dibutuhkan fasilitasi ke psikologi melalui Tim Pendamping Keluarga.
Kendala dari sasaran Audit Kasus Stunting (AKS) IX Korong adalah, pola asuh, pola makan dan ekonomi.
Karena Sasaran mempunyai penyakit penyerta, diperluka n intervensi secepatnya, seperti pisio terapi dan sonde.” Mudah-mudahan dengan kerjasama semua pihak dan komitmen kedua orang tua, 2024 ananda Arsyaka bebas stunting”. pungkas Rifa. ( Meri).