Padang, PRnewspresisi.com-‘ Tim Penggerak Pemberdayaam Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Sumatera Barat Mengadakan Orientasi Program Pokja I PKK pada Selasa, (03/09/2024)
Orientasi Program Pokja I yang bertempat di Kantor Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Barat ini, di diikuti oleh 76 orang peserta, terdiri dari Ketua Pokja I dan Sekretaris Pokja I PKK Kabupaten Kota, Desa, Nagari dan Kelurahan se-Sumatera Barat.
Turut hadir ketua Tim penggerak PKK Provinsi Sumatera Barat, Ny. Hj. Harneli Mahyeldi beserta ketua dan pengurus Pokja I TP PKK provinsi Sumatera Barat.
Dalam Sambutannya Ketua Pelaksana, Dra, Hj. Daslinar, Ketua Bidang I Pokja I Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Barat, mengatakan, kegiatan orientasi Pokja I ini diadakan dalam rangka pengayaan pengetahuan dan wawasan bagi ketua dan sekretaris Pokja Idalam melaksanakan program I di lapangan.
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Barat, Ny.Hj. Harneli Mahyeldi, membuka secara resmi kegiatan orientasi Program Pokja I sekaligus memberikan materi tentang keluarga sehat tanpa Narkoba.
Dalam sambutannya ketua Tim Penggerak PKK Proovinsi Sumatera Barat, Ny. Hj. Harneli Mahyeldi mengatakan, dalam PKK yang yang paling berat itu adalah program Pokja I, PKK diharapkan bisa berkontribusi dalam penurunan angka penyalahgunaan narkoba.
Selain penyalahgunaan narkoba kita dihadapkan pada masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) ,kekerasan seksual, pergaulan bebas, HIV AIDS, dan LGBT.
Ditambahkan Harneli, untuk mewujudkan keluarga Indonesia sehat tanpa narkoba diperlukan kepedulian kita terhadap generasi muda. Narkoba adalah jaringan internasional yang bertujuan menghancurkan sebuah bangsa dengan menghancurkan generasi muda.
Keluarga yang penuh kasih sayang dan harmonis akan jauh dari narkoba. Karena data membuktikan tingkat perceraian orang tua berdampak kepada tingkah laku anaknya. 8 dari 10 anak yang bermasalah, berasal dari keluarga yang orang tuanya bercerai.
Penyalahgunaan narkoba dan masalah remaja lainnya adalah permasalahan kita bersama. PKK bisa mensosialisasikan dan mengedukasi generasi muda dan lelajar dengan bermitra dengan Kementrian Agama dan Dinas Pendidikan, ” Seperti program PKK masuk sekolah”. tutup Harneli.
Selanjutnya Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Barat, Brigjen, Pol, Ricky Yanuarfi, SH.M.si, menyampaikan materi tentang Sinergi Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan PKK.
Ricky Yanuarfi menjelaskan situasi peredaran narkoba dan permasalahan narkoba di Sumatera Barat. Sebanyak 65.000 orang di Sumatera Barat terpapar narkoba. Dan menurut pengamat HIV dan Pengamat LGBT, “tidak ada satupun kampus yang bebas HIV dan tidak ada satupun kampus yang bebas LGBT” jelas Ricky.
Dan menurut laporan BNN (Badan Narkotika Nasional) tahun 2023, penyalahgunaan narkotika di Sumatera Barat urutan ke-6 dari 34 provinsi di Indonesia.
Benteng dan pertahanan anak adalah keluarga. ditangan kita lah sebagai keluarga mengamati dan memperhatikan perubahan perilaku terhadap anak.
Selain langkah-langkah strategis BNN untuk penanggulangan penyalahgunaan narkotika, Kedepannya BNN akan membuat MOU dengan PKK.
Setelah materi “Pandangan Islam tentang Napza”. Oleh Wakil ketua Pokja I Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Barat, Suprizen. MA, dilanjutkan materi sekaligus menutup acara secara resmi oleh Ketua Bidang Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Barat, Dra, Hj. Daslinar. (Meri)