Kota Solok, PRnewspresisi,com–Puskesmas Kampai Tabu Karambia (KTK) Kota Solok mengadakan pertemuan kader Tubercolosis (TB) atau TBC pada Kamis, (24/10/2024).
Kegiatan yang diadakan di Aula Puskesmas KTK ini diikuti sebanyak 20 orang kader TB dari 4 kelurahan IX Korong, Kampai Tabu Karambia (KTK), Aro IV Korong dan Kelurahan Simpang Rumbio Kota Solok.
Acara pertemuan kader TB wilayah kerja Puskesmas KTK dibuka langsung oleh Kepala Puskesmas KTK, dr. Yulia Primiyani R M.Kes.
Dalam sambutannya dr.Yuli mengatakan, pertemuan kader TB ini diadakan sehubungan dengan kegiatan program penanggulangan dan pencegahan penyakit menular khususnya penyakit TBC di mana TBC masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat.
Dijelaskan dr. Yuli, Tuberkulosis atau TB adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis bakteri tersebut dapat masuk dalam paru-paru dan mengakibatkan pengidapnya mengalami sesak nafas.
” Untuk wilayah kerja Puskesmas KTK target TB 2024 adalah 496 sementara baru 177 suspektor yang ditemukan pada pelayanan di Puskesmas KTK” ucap Yuli.
Kader TB adalah warga masyarakat yang secara sukarela berperan aktif dalam penanggulangan TBC sesuai dengan kemampuannya
Dan Kader TB adalah orang yang bertugas untuk menemukan kasus tuberkulosis (TB) dan membantu masyarakat dalam berbagai hal terkait penyakit TB. Beberapa tugas kader TB di antaranya:
Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang TB, cara penularan, langkah-langkah pencegahan, dan pentingnya pengobatan yang tepat.
Membantu menemukan orang yang dicurigai sakit TB atau TBC dan penderita TB.
Membantu Puskesmas dalam membimbing dan memotivasi PMO untuk selalu melakukan pengawasan menelan obat.
Kader TB dapat menjadi spion dari petugas TB Puskesmas yang ada di Kelurahan. Dengan adanya kader TB di Desa atau Kelurahan , tugas petugas TB yang ada di luar gedung dapat dipegang oleh kader TB yang ada di Kelurahan.
Sementara itu Essy Marni, S.Kep Penanggung Jawab program TBC Puskesmas KTK sebagai Nara Sumber menjelaskan lebih lanjut tentang TB, ciri-cirinya dan penularan penyakit menular ini.
Dikatakan Essy, berdasarkan Global TB Report 2023, Indonesia berada pada posisi kedua dengan jumlah kasus TBC terbanyak didunia, setelah India.
Dijelaskan Essy, 1 orang pasien TB berpotensi menularkan kepada 10 orang.
maka dari itu dibutuhkan peran aktif kader mendeteksi keluarga atau masyarakat yang dicurigai penderita TB dengan melaporkannya ke Puskesmas KTK.
Kepada kader sebagai perpanjangan tangan pemerintah, agar mengedukasi masyarakat, menyampaikan kalau TB bukanlah aib, tetapi penyakit menular yang harus segera ditangani.
” Semoga kader TB yang hadir pada pertemuan ini, dapat memahami apa itu TB dan bisa menyebar luaskan informasi kepada keluarga dan masyarakat. “.Tutup Essy (Meri)