Padang, PRnewspresisi.com – Sejumlah atlet pelajar asal Sumatera Barat dikabarkan membela provinsi lain dalam ajang Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) XVI Tahun 2025 yang digelar di DKI Jakarta. Fenomena ini memicu perbincangan hangat di kalangan masyarakat dan pemerhati olahraga daerah. Namun, para atlet menegaskan bahwa keputusan tersebut bukan semata-mata karena kurangnya rasa cinta terhadap daerah asal, melainkan karena tidak adanya dukungan pembiayaan keberangkatan dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Sumatera Barat.
Beberapa atlet dan pelatih menyampaikan bahwa sejak awal tahun mereka telah mengikuti seleksi dan pembinaan di tingkat provinsi, namun hingga menjelang keberangkatan ke Jakarta, belum ada kejelasan mengenai biaya transportasi, akomodasi, maupun perlengkapan.
“Kami sudah latihan keras selama berbulan-bulan. Tapi kalau tidak ada biaya keberangkatan, mau bagaimana lagi? Ada provinsi lain yang menawari kami untuk tetap ikut POPNAS dengan dukungan penuh. Kami hanya ingin kesempatan bertanding,” ujar salah satu atlet pelajar yang enggan disebutkan namanya.
Kondisi ini mendapat perhatian dari sejumlah tokoh olahraga dan guru pembimbing di sekolah-sekolah olahraga Sumbar. Mereka menyayangkan lemahnya perhatian pemerintah daerah terhadap pembinaan atlet pelajar yang berprestasi di tingkat nasional.
“Seharusnya Dispora bisa menjadi garda depan dalam mendukung atlet muda. Kalau mereka justru harus mencari dukungan ke provinsi lain, ini alarm serius bagi dunia olahraga Sumatera Barat,” ungkap seorang pelatih yang enggan disebutkan namanya.
POPNAS sendiri merupakan ajang bergengsi dua tahunan yang mempertemukan para atlet pelajar terbaik dari seluruh Indonesia. Selain menjadi wadah pembinaan prestasi, ajang ini juga menjadi barometer kemajuan olahraga pelajar di tingkat daerah.
Para pengamat berharap kejadian ini menjadi bahan evaluasi serius bagi pemerintah daerah agar ke depan tidak ada lagi atlet potensial yang “hijrah” ke provinsi lain hanya karena faktor dukungan anggaran.
“Atlet pelajar adalah aset masa depan daerah. Jangan sampai mereka merasa tidak dihargai di rumah sendiri,” tegas salah satu pemerhati olahraga Sumbar.(Afridel)