KOTA SOLOK, PRnewspresisi.com – Puluhan masyarakat tani dari hamparan sawah Padang Lindang, Kelurahan VI Suku, mendatangi DPRD Kota Solok, Senin (3/11/2025), untuk menyampaikan aspirasi terkait menurunnya debit air irigasi yang mengancam lahan pertanian mereka gagal panen.
Kedatangan para petani ini disambut langsung oleh Ketua DPRD Kota Solok, Fauzi Rusli, SE, MM, didampingi Asisten II, Zulkifli, SP, serta Kepala Dinas Pertanian, Ade Kurniati, SPt, dan jajaran Dinas Pekerjaan Umum Kota Solok.
Air Tak Sampai ke Sawah, Irigasi Bocor dan Tersumbat Sampah
Salah seorang perwakilan petani, Soni, menjelaskan bahwa saat ini para petani di hamparan Padang Lindang—khususnya di area belakang Kodim 0309 Solok—menghadapi kesulitan besar dalam memperoleh air irigasi.
“Air di hulu sungai Batang Gawan sebenarnya masih lancar, namun saat mengalir ke arah Padang Lindang banyak kebocoran dan saluran tersumbat sampah,” ungkap Soni.
Ia menambahkan, saluran irigasi Bandar Kapujan yang melintasi depan Kantor Balai Kota Solok mengalami banyak titik kebocoran, sementara beberapa bagian sudah tertutup trotoar di sepanjang Jalan Hamka, sehingga sulit diakses untuk pembersihan.
“Masyarakat berharap pemerintah bisa turun tangan memperbaiki kebocoran dan membersihkan material lumpur serta sampah yang tersangkut di bawah trotoar,” tambahnya.
DPRD: Perbaikan Irigasi Kewenangan Provinsi
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD Kota Solok Fauzi Rusli menjelaskan bahwa pihaknya telah beberapa kali menerima keluhan serupa dari petani, termasuk saat gotong royong bersama masyarakat di Kelurahan Sinapa Piliang.
Menurutnya, irigasi Bandar Pamujan merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, sehingga Pemko Solok tidak dapat melakukan renovasi atau perbaikan menggunakan APBD kota.
“Kami sudah meminta Dinas Pekerjaan Umum untuk berkoordinasi dengan pihak provinsi guna mencari solusi terbaik. Kita akan dorong agar perbaikan ini segera dilakukan,” ujar Fauzi Rusli.
Tinjauan Lapangan: Aliran Air di Hulu Lancar, Tersumbat di Pintu Masuk
Fauzi Rusli juga melakukan peninjauan langsung ke kawasan Munggu Tanah, Nagari Salayo, Kabupaten Solok, yang menjadi hulu aliran Batang Pamujan. Dari hasil tinjauan, air di hulu relatif lancar, namun ditemukan penumpukan pasir dan sampah di pintu masuk air, sehingga menghambat aliran menuju saluran irigasi.
Ia menyarankan agar masyarakat membentuk kelompok pengatur air di hulu untuk mengatur distribusi secara adil.
“Kalau ada yang bertanggung jawab di pintu air, pembagian bisa lebih merata dan tidak ada petani yang saling berebut,” ujarnya.
Fauzi berharap koordinasi lintas dinas dan kerja sama dengan masyarakat dapat mencegah risiko gagal panen akibat kekeringan yang melanda beberapa pekan terakhir.
Dinas Pertanian Siapkan Pompa Air Bantuan
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kota Solok, Ade Kurniati, SPt, menegaskan bahwa pihaknya bersama Dinas PU akan memperkuat koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sumbar terkait perbaikan saluran irigasi.
“Karena irigasi Bandar Pamujan merupakan kewenangan provinsi, kami tidak bisa melakukan tindakan langsung tanpa regulasi. Namun koordinasi terus kami lakukan,” terangnya.
Ade juga mengungkapkan bahwa Dinas Pertanian telah memperoleh bantuan delapan unit pompa air dari pemerintah pusat untuk kelompok tani di Kota Solok.
“Dalam waktu dekat, mesin-mesin ini akan segera diserahkan kepada kelompok tani agar bisa segera dimanfaatkan untuk mengairi lahan,” ujarnya.

Dengan langkah-langkah koordinatif antara DPRD, pemerintah daerah, dan kelompok tani, diharapkan persoalan krisis air di hamparan sawah Padang Lindang segera teratasi, sehingga petani tidak lagi cemas menghadapi musim tanam mendatang.(Meri)










