Untuk mewujudkan pendirian museum tersebut perlu kerja sama dan kepedulian semua pihak, baik Pemerintah Daerah, instansi terkait, maupun pribadi-pribadi yang peduli dan kalangan swasta melalui program CSR-nya, karena upaya ini memerlukan dukungan anggaran, baik untuk pendirian maupun operasionalnya.
“Sejak berdirinya Museum WAN tahun 2014 kami telah mengedukasi anak-anak sekolah dan masyarakat lebih dari 55.398 orang yang tergabung dalam 4.041 rombongan. Beberapa sekolah telah mewajibkan siswanya untuk mengikuti edukasi ini.”
Bila dibandingkan dengan model sosialisasi berupa seminar atau ceramah maka model edukasi melalui Museum Edukasi ini jauh lebih efektif dan efisien.
Museum Manguni
Ide pendirian Museum Manguni ini muncul ketika Benny Jozua melakukan perjalanan ke beberapa negara seperti Jepang, Korea, Thailand, China, Malaysia, Italia, dan negara-negara lainnya.
Pertama, Benny menemukan Museum Owl (Burung Hantu) di Penang, Malaysia, Jepang, Korea, Thailand, berisi koleksi aneka ragam bentuk Manguni (Owl) yang terbuat dari kayu, logam, plastik, kaca, keramik, kain, mata uang kertas dan logam, materei dan sebagainya.
“Saya berpikir, mengapa di Sulawesi Utara, Kabupaten dan kota lambangnya Manguni, gereja terbesar GMIM lambangnya Manguni, berbagai ormas juga lambangnya Manguni, tetapi tidak memiliki museum seperti di beberapa negara tersebut. Di samping itu, Manguni di masyarakat Minahasa merupakan kearifan lokal. Sebelum ada teknologi, leluhur Minahasa menggunakan bunyi Manguni sebagai petunjuk,” tuturnya.
Manguni diberikan tempat yang khusus karena membantu masyarakat dengan memberi petunjuk atau tanda akan terjadinya sesuatu peristiwa.
Sejak saat itu, muncullah ide Benny untuk membangun Museum Manguni. “Saya mulai berburu buku tentang Owl dari berbagai negara sebagai referensi. Saya mulai berburu berbagai koleksi Owl dari seluruh dunia, termasuk koin mata uang Yunani kuno yang bergambar Manguni. Akhirnya isteri dan anak-anak saya serta teman-teman saya ikut membantu berburu koleksi Owl dari berbagai negara. Sampai saat ini baru terkumpul sekitar 1.426 koleksi Manguni. Anda akan dapat menyaksikan juga lambang-lambang Manguni yang digunakan oleh berbagai pihak berikut makna lambang tersebut,” tuturnya.
Untuk mengedukasi generasi muda maka Benny dibantu tim mulai mengumpulkan data dan informasi tentang persebaran Owl di dunia, spesiesnya, pelestariannya, dan sebagainya. Di samping itu, ditemukan hal yang menarik bahwa ada sekitar 130 kota di dunia menggunakan lambang Owl. Banyak pengunjung yang tertarik dengan lambang-lambang kota di dunia ini, karena bila dibandingkan dengan lambang Kabupaten dan kota di Sulawesi Utara maka sesungguhnya kita sejajar dengan 130 kota di dunia tersebut. Ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi Masyarakat Sulawesi Utara.
Rekor Dunia dan MURI Terbanyak
Apabila Anda berkunjung ke komplek Pusat Kebudayaan Sulawesi Utara “Pa’dior” di Jl. Pinabetengan, Tompaso, Minahasa, Sulawesi Utara, maka anda akan menemukan beberapa hal yang baru dan pertama kali ada di Indonesia.
Nama “Pa’dior” (bahasa daerah Tontemboan) artinya terdepan atau terutama, atau bisa dimaknai sebagai pelopor.
Di lokasi “Pa’dior” anda dapat melihat empat museum yaitu Museum Wale Anti Narkoba, Museum Manguni, Museum Budaya Pinawetengan dan satu museum yang berisi koleksi rekor yang diberi nama Museum Rekor Benny J Mamoto.
Di Museum Rekor Benny J Mamoto, Anda akan menyaksikan ada tujuh rekor dunia Guinness World Records dan ada 32 rekor MURI.
Setahu Benny ini adalah koleksi rekor terbanyak di Indonesia. Di area Pa’dior Anda akan menyaksikan tiga wujud Guinness World Records berupa terompet kontra bass terbesar di dunia yang dapat dibunyikan, kolintang raksasa terbesar di dunia, dan kain tenun pinawetengan terpanjang.
Dengan tambahan dua rekor MURI hari ini maka koleksi Museum Rekor Benny J Mamoto akan menjadi 34.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada para seniman, budayawan, dan masyarakat Sulawesi Utara serta Tim YISBSU yang telah bekerja sama mewujudkan rekor terbanyak tersebut.
“Demikian juga kepada Bapak Jaya Suprana, kami ucapkan terima kasih atas penghargaan yang telah diberikan,” tutup Benny Jozua. (SMSI Pusat)