PANGKALAN BALAI, PRnewspresisi.com—Bupati Banyuasin, DR. H. Askolani, SH, MH menegaskan tidak pernah menyatakan mendukung salah satu calon Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Banyuasin periode 2025-2028. Dia mengharapkan para wartawan anggota PWI di daerah yang dipimpinnya Bersatu, tidak seperti selama ini ada kelompok-kelompok.
“Saya sarankan agar musyawarah mufakat. Tidak usah voting. Bersatulah. Kalau Bersatu saya support PWI Banyuasin ke depannya,” katanya pada pertemuan di Rumah Dinas Bupati, di Pangkalan Balai, Kamis (7/8/2025) di hadapan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua PWI Banyuasin, Afdhal Azmi Jambak, SH yang sekaligus Penanggung Jawab Konferensi PWI Banyuasin 2025 dan Ketua Panitia Konferensi, Syaifuddin Zuhri serta tiga orang yang mengembalikan berkas dan memberikan kontribusi kepada panitia masing-masing Rp 5 juta untuk biaya konaferensi serta sejumlah wartawan senior dan tokoh berpengaruh di Banyuasin.
Askolani dengan tegas mengatakan, selama ini tidak bisa membantu maksimal PWI Banyuasin karena adanya “perpecahan” tersebut. Untuk itu dia minta pada konferensi yang akan dilaksanakan tanggal 20 Agustus 2025 semua calon dan anggota PWI bersatu, bermusyawarah memilih yang terbaik. “Tekan ego masing-masing. Saya sarankan agar ketiga calon bermusyawarah, tidak ada orang lain yang ikut,” pesannya.
Menurut tokoh PDI Perjuangan yang juga aktivis 1998 ini, selama ini dia tidak bisa memberikan bantuan kepada kelompok tertentu, karena akan “diserang” oleh kelompok lainnya. Begitu juga, sebaliknya. “Oleh karena itu, bersatulah. Kalau sudah Bersatu saya support PWI ini,” katanya seraya menjelaskan sebelumnya dia sudah berhasil membuat pemilihan ketua secara musyawarah mufakat, tanpa harus bermusuhan.
Musyawarah mufakat yang dapat direalisasikan sebelumnya atas arahan Bupati Askolani adalah pada KONI Kabupaten Banyuasin, PGRI Kabupaten Banyuasin dan KNPI Kabupaten Banyuasin.
“Yang paling seru itu di KNPI. Ada enam pasang calon dan semuanya punya kekuatan galo. Beduit galo. Tapi alhamdulillah akhirnya musyawarah mufakat,” katanya.
Sementara itu, Plt. Ketua PWI Banyuasin, Afdhal Azmi Jambak, SH ketika diminta berbicara oleh Askolani menyampaikan terima kasih kepada Bupati bersilaturahim dan membantu auditorium serta konsumsi pada hari pelaksaan Konferensi Kabupaten PWI Banyuasin yang direncanakan 20 Agustus 2025.
Empat orang yang mendaftar, sudah mengembalikan berkas. Namun, satu-satunya perempuan, Efrida mengundurkan diri. Sehingga tinggal tiga orang yakni: Wardoyo (anggota Dewan Kehormatan PWI Provinsi Sumsel), Asnaini Khamsin (mantan Ketua PWI Kabupaten Banyuasin) dan Martin (mantan Wakil Ketua PWI Kabupaten Banyuasin bidang Kesejahteraan).
Afdhal yang juga Wakil Ketua PWI Sumsel Bidang Kesejahteraan menyampaikan bahwa sejak di bawah kepemimpinan Kurnaidi ST, PWI Sumsel selalu mengusahakan musyawarah untuk mufakat dalam semua Konferensi Kabupaten dan Kota. PWI Sumsel menginginkan persatuan dan rasa persaudaraan antara sesama anggota PWI terpelihara dengan baik, dan para wartawan anggota PWI makin disegani dan dihormati oleh semua pihak.
“Sudah delapan kabupaten/kota yang pemilihan ketuanya secara aklamasi, walau sebelumnya sempat ada yang ngotot voting. Hanya di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) yang dilakukan voting karena menghindari fitnah lantaran anak dari Ketua PWI ikut sebagai calon. Dan, dalam Konferensi di Sekayu itu, Intan anak ketua PWI Sumsel menang telak dan terpilih jadi Ketua PWI Muba periode 2025-2028. Kita menginginkan di Banyuasin ini demikian pula, musyawarah dan mufakat. Para wartawan anggota PWI Banyuasin agar memilih yang terbaik yang bisa menyatukan para anggota,” katanya.
Wartawan senior yang sudah kenal lama dengan Bupati Askolani ini mengatakan, terima kasih Bupati sudah memberikan arahan dan penegasan agar musyawarah mufakat.
“Namun, biasanya musyawarah mufakat itu dilaksanakan pada arena konferensi. Kita bersyukur jika hasil musyawarah ketiga calon tersebut sepakat menunjuk satu nama yang akan jadi ketua. Kita tunggu pak Bupati,” tambah Afdhal yang pernah menjadi Ketua Dewan Kehormatan Provinsi (DKP) PWI Sumsel.
Afdhal yang dipercaya sebagai Sekretaris PWI Sumsel pada era H. Kurnati Abdullah BBA sebagai Ketua PWI Sumsel sekitar 20 tahun silam menyampaikan keprihatinannya dengan kondisi di Banyuasin. Dia mengharapkan ketua PWI Banyuasin periode 2025-2028 haruslah yang bisa menyatukan semua anggota PWI di salah satu kabupaten penghasil beras terbesar di Sumsel itu.
“Ketua PWI Sumsel, Kurnaidi ST sudah memberikan contoh. Dia terpilih jadi ketua pada Konferensi Provinsi PWI Provinsi Sumsel di Asrama Haji. Setelah terpilih dia ajak semua lawan dan tim pemenang lawan-lawannya untuk Bersatu dalam kepengurusan PWI Sumsel. Novas Riady sebagai Ketua Tim Pemenangan Hadi Prayogo bahkan jadi Sekretaris PWI Sumsel, Anwar Rasuan, salah satu pendukung utama Wiwik (Dwitri Kartini) dipercaya jadi Wakil Ketua PWI Sumsel bidang Antar Lembaga. Wiwik dan Agus Harizal karena kesibukan masing-masing tidak bergabung di PWI Sumsel. Saya, yang juga lawan Kurnaidi di Konferensi ditempatkan pada posisi penasehat kemudian diminta menjadi Wakil Ketua Bidang Kesejahteraan untuk melakukan berbagai program yang bermanfaat bagi para anggota dan masyarakat,” katanya.
Asnaini Khamsin setelah mendengar arahan Bupati dan sambutan Plt Ketua PWI Banyuasin menyatakan legowo dan mempersilakan Martin dan Wardoyo berunding. Namun, Bupati Askolani dengan bijak mengatakan, Asnaini harus ikut bermusyawarah. Sebelumnya dia mengatakan akan melanjutkan program yang belum terlaksana.
Sedangkan Wardoyo adalah wartawan senior, sudah lama lulus Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Utama dan sudah lama memimpin media Buana Indonesia.com serta Pingin Tau.com.
Sedangkan Asnaini, adalah Ketua PWI Banyuasin periode 2023-2025 sebelumnya wartawan Suara Sumsel.com. Sedangkan Martin adalah wartawan pemegang UKW Madya dari media yang dipimpin Wardoyo, Pingin Tau.com.
Menurut catatatan, Wardoyo adalah paling senior dari ketiga calon tersebut, paling berpengalaman dan selama ini menjadi Pengurus PWI Provinsi Sumsel. Dia selama ini tidak pernah ikut pemilihan Ketua PWI Banyuasin. Baru pada 2025 ini dia ikut, karena prihatin dengan kondisi wartawan di Banyuasin yang “tidak Bersatu”.
“Saya ingin menyatukan para wartawan anggota PWI Banyuasin dan berusaha melakukan berbagai program yang bermanfaat bagi para anggota dan keluarganya,” katanya
Martin pada pertemuan dengan Bupati Askolani itu mengatakan akan melaksanakan berbagai program bila terpilih jadi Ketua PWI Banyuasin. Termasuk di antaranya menyelenggarakan UKW untuk para wartawan di Banyuasin.
Kepada wartawan, Afdhal Azmi Jambak berpendapat, Bupati Banyuasin, Askolani sudah dengan tegas menyatakan tidak mendukung salah satu calon. Askolani juga mengatakan, tidak ada istilah ini orang dia atau itu bukan orang dia. Dan, dia juga membantah menyuruh maju salah satu calon untuk jadi Ketua PWI Banyuasin.
“Kita hargai sikap Pak Bupati Askolani yang bersikap netral itu. Apalagi dia sudah dengan tegas mengatakan ketigo calon ini orang aku galo. Makonyo aku undang semua ke sini.,” papar Afdhal Azmi Jambak seraya menambahkan sesungguhnya wartawan di Banyuasin dan seluruh Indonesia harus meningkatkan harkat, martabat dan marwah masing-masing.
Wartawan seharusnya menjadi mitra strategis dari pemerintah dan masyarakat.
“Dengan kekuatan dan kemerdekaan yang dimilik wartawan, maka sangat banyak yang bisa dilakukan untuk kemajuan pembangunan di Banyuasin. Bantu Bupati dan berikan kritikan konstruktif agar Bupati dan semua pihak menghargai para wartawan dan PWI sebagai organisasi wartawan tertua dan terbesar di Indonesia,” kata Afdhal yang pernah diadili karena pemberitaan terkait berbagai permasalahan di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) dan divonis Mahkamah Agung RI, Bebas Murni.(*)
