Disamping itu peserta Belajar bersama professor-profesor hebat dari NIE Singapura dalam memberikan begitu banyak ilmu yang sangat berharga sebagai bekal dalam melaksanakan tugas sebagai seorang pemimpin pembelajaran, dalam hal ini Kepala Sekolah.
Mengapa harus Singapura?
Kita tahu bahwa Singapura baru merdeka pada 9 Agustus tahun 1965. Luas Singapura tercatat 728,6 km persegi, sementara berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) luas Indonesia 1,92 juta km persegi. Dari sini dapat dilihat bahwa luas Singapura hanya 0,03% saja dari Indonesia.
Sedangkan Singapura merdeka setelah keluar dari Federasi dan membentuk negara sendiri secara resmi di bawah pemerintahan Perdana Menteri Lee Kuan Yew. Artinya Negara Singapura jauh lebih muda di bandingkan Indonesia. Ditambah lagi dengan sejarah kondisi Negara Singapura ketika mereka memutuskan untuk memerdekakan diri.
Ketika itu Negara mereka adalah sebuah Negara yang kumuh, dengan Sumber Daya manusia yang sangat terbatas. Namun dalam waktu yang singkat mereka mampu bangkit dari keterpurukan. Menurut data di tahun 2020, Singapura menduduki peringkat ke-19 sebagai negara terbaik dengan sistem pendidikan internasional terbaik di dunia. Kemudian pada tahun 2022 menempati urutan ke-21 sebagai negara terbaik dalam dunia pendidikan dalam skala global.
Ada banyak pengetahuan yang baru penulis temukan selama kegiatan SLW Batch 4 Run 7 ini. Diantaranya bagaimana seorang pemimpin harus mampu mengendalikan Locus Control (segala sesuatu yang bisa dikendalikan)nya, dalam menjalankan peran sebagai seorang pemimpin. Dalam menggerakkan Locus of control, memecahkan masalah dan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat, tidak dapat hanya mengandalkan kepribadian yang tangguh saja.
Namun yang tidak kalah penting adalah:.Berupaya untuk terus meningkatkan sumber daya dan kekuatan yang ada dengan terus menggali serta memperkaya kompetensi diri Membangun kesadaran emosional, memanage emosi negative, melatih empati, kenali pembuat stress, dan membingkai ulang pemikiran.
Mencari pertanyaan yang tepat untuk direfleksikan.Hadir, personal, semangat, punya tujuan, dan mampu mengambil perspektif Dalam situasi sulit, leader harus mampu menanamkan pemahaman pada orang-orang yang dipimpinnya tentang situasi yang sedang dihadapi.












Discussion about this post