PRNewsPresisi
Advertisement
  • Home
  • Berita
  • Kabar Kriminal
  • Kabar Pasar
  • Kuliner & Wisata
  • Lintas Berita
  • Politik & Budaya
  • Seputar Ramadhan & Religi
  • Opini
  • Home
  • Berita
  • Kabar Kriminal
  • Kabar Pasar
  • Kuliner & Wisata
  • Lintas Berita
  • Politik & Budaya
  • Seputar Ramadhan & Religi
  • Opini
No Result
View All Result
PRNewsPresisi
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Kabar Kriminal
  • Kabar Pasar
  • Kuliner & Wisata
  • Lintas Berita
  • Politik & Budaya
  • Seputar Ramadhan & Religi
  • Opini
Home Berita

DARAH KAMI SUDAH HALAL, BUNG!

Dedi Oleh Dedi
28 April 2023
dalam Berita
0
DARAH KAMI SUDAH HALAL, BUNG!
0
SHARES
22
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Bahren Nurdin
(Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah NSW, Australia)

Prnewspresisi.com–Sangat disayangkan. Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menyematkan dirinya sebagai peneliti dan bekerja di tempat paling ‘akademis’ di negeri ini yaitu Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengeluarkan statemen yang ‘menggegerkan’ masyarakat Indonesia. Lembaga besar yang ‘dikerdilisasi’! Peneliti itu bernama AP Hasanuddin. Pun, nama yang tidak sesuai dengan ucapannya. 

Jika oknum ini benar-benar bertanya, “Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah?”, maka yakinlah tidak kurang dari 60 juta warga Muhammadiyah se-Indonesia (ditambah yang ada di Luar Negeri) akan serentak menjawab, “Darah kami sudah halal untuk bangsa dan negara ini, Bung! Tidak perlu anda pertanyakan!”

Sebagai peneliti seharusnya tidak buta sejarah! Tapi baiklah, mungkin dia atau sebagian rakyat Indonesia mulai pikun sejarah bahwa begitu banyak para pendahulu Muhammadiyah yang telah ‘menghalalkan’ darah mereka untuk bumi pertiwi ini. Bahkah, sebelum negeri ini mengenyam kemerdekaannya, warga Muhammadiyah sudah menyerahkan jiwa dan raga mereka. Muhammadiyah berdiri jauh sebelum Indonesia merdeka (18 November 1912). 

Agar Bung Karno tidak marah (Jasmerah), beberapa waktu lalu pun Amirsyah Tambunan (Sekjen MUI Pusat) telah membuka fakta sejarah dengan menyodorkan paling kurang 21 nama besar warga Muhammadiyah yang telah berkontribusi luar biasa untuk bangsa ini. Saya tulis ulang saja nama-nama itu; KH Ahmad Dahlan (1868-1923), Siti Walidah (1872-1946), Ir. Soekano (1901-1970), Fatmawati (1923-1980), KH. Mas Mansyur (1896-1946), AR Baswedan (1908- 1986), Buya AR Sutan Mansur (1895 – 1985), H. Fakhrudin (1890-1929), H. Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka) (1908-1981)

Selanjutnya  Ir. H. Djuanda Kartawijaya (1911-1963), Panglima Besar Jenderal Sudirman (1916-1950), Ki Bagus Hadikusumo (1890-1954), Kasman Singodimejo (1904-1982), Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakkir ( 1907-1973), Mr. Teuku H. Moehammad Hasan (1906-1997), Lafran Pane (1923-1991), KIyai Haji Agus Salim, Gatot Mangkupraja (1898-1968), Nani Wartabone (1907-1986), Dokter Soetomo, R. Otto Iskandar Dinata, dan pasti masih banyak yang lainnya.

Bagaimana kiprah mereka untuk bangsa ini? Jika tidak malu, mulailah bertanya pada diri sendiri seperti kata F Kennedy, “Jangan tanyakan apa yang sudah negara berikan untukmu, tetapi tanyakanlah sumbangsih apa yang telah kamu berikan pada negara.” Apa tidak malu ketika menyebut diri sebagai aparatur negara tapi hanya bisa menyumbangkan kegaduhan untuk negara!

Jika membaca buku sejarah terlalu berat bagi seorang peneliti BRIN, tidak salah juga membaca artikel-artikel berita terkini bagaimana kiprah warga Muhammadiyah dalam membantu menangani korban bencana, penanganan COVID-19, mengajar di sekolah-sekolah pedalaman, Rumah Sakit dan klinik-klinik milik Muhammadiyah membantu pengobatan, dan lain-lain. Tidak mau juga? Yah, nonton film  Laskar Pelangi pun sudah cukup!

Tentang kepemimpinan? Jangan ajari warga Muhammadiyah tentang ketaatan kepada pemimpin. Dalam kasus ini, seharusnyalah persoalan penentuan 1 Syawal tidak dikaitkan dengan isu ketaatan pada kepemimpinan (negara). Gak nyambung! Pun, hal ini bukan diskusi kemaren sore, tapi sudah berlangsung lama dan tidak perlu lagi diperdebatkan apa lagi dengan penuh kebencian. Paling sederhana, silahkan membaca buku “Kalender Hijriyah dan Masehi 150 Tahun (1364-1513 H/ 1945-2090 M)” oleh Drs. J. Sofwan Jannah.

Halaman 1 dari 2
12Next
Tags: Muhammadiyah
Pos Sebelumnya

Ayah Terbaik Lahir Dibulan April, Setujukah?

Pos Selanjutnya

Gubernur Sumbar Minta Pemerintah Kabupaten/Kota dan Masyarakat Siapkan Langkah Antisipasi Musim Kemarau

Terkait Posts

SMSI Banyuasin Gelar Perayaan Hari Kebebasan Pers Sedunia 2023, Anugerahi Anugerah SMSI dan SMSI Award

SMSI Banyuasin Gelar Perayaan Hari Kebebasan Pers Sedunia 2023, Anugerahi Anugerah SMSI dan SMSI Award

10 Juni 2023
22
PWI Fasilitasi Pertemuan Polrestabes dan Dewan Pers

PWI Fasilitasi Pertemuan Polrestabes dan Dewan Pers

10 Juni 2023
8
Jumat Bersih Di Kantor Dinas Pendidikan Pali

Jumat Bersih Di Kantor Dinas Pendidikan Pali

10 Juni 2023
22
Bermula dari Gudang, UMK Batik Binaan PTBA Sukses Naik Kelas

Bermula dari Gudang, UMK Batik Binaan PTBA Sukses Naik Kelas

10 Juni 2023
3
Pos Selanjutnya
Gubernur Sumbar Minta Pemerintah Kabupaten/Kota dan Masyarakat Siapkan Langkah Antisipasi Musim Kemarau

Gubernur Sumbar Minta Pemerintah Kabupaten/Kota dan Masyarakat Siapkan Langkah Antisipasi Musim Kemarau

Discussion about this post

Iklan

Currently Playing
PRNewsPresisi

© 2022 PRNEWSPRESISI.COM | by Proletariat.Digital

Navigate Site

  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Kabar Kriminal
  • Kabar Pasar
  • Kuliner & Wisata
  • Lintas Berita
  • Politik & Budaya
  • Seputar Ramadhan & Religi
  • Opini

© 2022 PRNEWSPRESISI.COM | by Proletariat.Digital

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist