Menurutnya, banyak masyarakat yang antusias yang ingin merasakan ikan Segarurung, “Ini merupakan salah satu cara melestarikan budaya dan warisan peninggalan nenek moyang kita,” ungkap Paulus Pangka.
Dijelaskan, ketentuan Leprid tak hanya dari jumlah, namun juga tekstur makanan yang tak terbuang. “Kemudian makanan Sagarurung harus Standar Nasional Indonesia dengan mengutamakan kesehatan,” ujarnya.
Bupati PALI, Heri Amalindo mengatakan, dengan telah diselenggarakannya kegiatan tersebut diharapkan kedepannya akan ada festival lanjutan.
“Cara masak Sagarurung cukup sulit karena khas daerah, harus dengan areng dari batok kelapa. Sehingga bumbu bisa meresap seutuhnya,” katanya. (Red)
Discussion about this post