Sebelum masuk kemateri stunting dan pencegahannya, Novi memberitahukan bahwa kampus Poltekkes Kemenkes Padang ada Siteba dan Gunung Pangilun Padang di Bukit Tinggi ada dua kampus.dan satu kampus di Kota Solok.” Silahkan mendaftar kalau ada putra dan putrinya berminat masuk Poltekkes” ujar Novi.
Dijelaskan Novi, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Stuting ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek daripada anak seusianya.
Gejala stunting biasanya bisa terlihat saat anak berusia 2 tahun tetapi sering tidak disadari atau disalah artikan sebagai perawakan pendek yang normal.
Yang penting diketahui oleh keluarga, untuk pencegahan Stunting, adalah 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
” 1000 HPK adalah 270 hari ( 9 bulan) masa kehamilan, 180 hari (6 bulan) masa pemberian Air Susu Ibu ( ASI), dan 550 hari (18 bulan) masa pemberian ASI dan Makanan Pendamping (MP) ASI” jelas Novi.
Sementara itu Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Lubuk Sikarah, Septy Nora, S.Gz, mengatakan, kegiatan ini hanya diikuti sebagian kader Posyandu, sedangkan di Kota Solok ada lebih kurang 400 orang kader.
Nora berharap, agar kegiatan ini berkelanjutan, dan semua kader mempunyai kesempatan yang sama mengikutinya.
Dengan rendahnya angka kunjungan Posyandu dikota Solok, diperlukannya dukungan dan partisipasi mahasiswa dilapangan berkolaborasi dengan kader, menyampaikan dan mengaplikasikan materi yang didapat ke Masyarakat.
“.Semoga dengan kerjasama semua pihak dan kesadaran masyarakat untuk mengetahui dan berupaya mencegah stunting, generasi kita kedepannya generasi bebas stunting, generasi sehat, cerdas dan berkualitas”. Pungkas Nora. (Meri)