Kinari,PRnewspresisi.com — Di tengah sejuknya udara kampung Tapi Aia, jamaah Mushala Muttaqin Kinari kembali menebar kesejukan rohani lewat wirid bulanan rutin yang digelar setiap Jumat malam minggu keempat.
Kali ini, ceramah disampaikan oleh Buya Dr. Adrinovian, MA dari Kemenag Kota Solok dengan tema yang menyentuh: “Pentingnya Zakat dalam Islam.”
Dalam tausyiahnya, Buya Adrinovian mengingatkan bahwa Allah SWT tidak pernah keliru dalam membagi rezeki. Ada yang diberi kelapangan harta, ada pula yang diuji dengan kekurangan. Namun, semuanya tetap mendapat bagian yang cukup—asal mau berbagi.
“Rezeki itu tidak selalu datang langsung. Kadang lewat tangan orang lain. Karena itu, zakat adalah jembatan keberkahan,” ujar Buya penuh makna.
Beliau pun mengurai satu per satu jenis zakat yang perlu dipahami umat, mulai dari zakat profesi, zakat perniagaan, zakat hasil tambang, pertanian, hingga zakat ternak, yang semuanya bertujuan membersihkan harta sekaligus menyucikan hati.
Selepas wirid, suasana hangat terus berlanjut. Pengurus dan jamaah larut dalam diskusi ringan sambil menikmati hidangan sederhana hasil swadaya jamaah. Ketua Mushala Muttaqin, Muslim, S.Pd (Malin Basa) menegaskan, kegiatan ini bukan hanya soal ibadah, tapi juga menyuburkan ukhuwah Islamiyah dan mempererat silaturahmi warga nagari.
“Melalui wirid, kita belajar, berbagi ilmu, dan merawat persaudaraan,” ungkapnya penuh semangat.
PB Kinari Veteran: Tetap Lincah, Walau Rambut Memutih
Sementara itu, di sudut lain Kinari, semangat yang tak kalah membara juga datang dari Komunitas PB. Kinari Veteran—para penggemar badminton yang tak kenal usia. Meski mayoritas anggotanya telah melewati usia 50 tahun, semangat mereka di lapangan tetap menyala seperti anak muda.
Setiap Rabu dan Minggu pagi, suara kok memecah keheningan desa. Raket beradu, tawa pecah, dan peluh mengalir bersama canda. Salah satu anggota, H. Syaiful, bahkan rela menempuh perjalanan Bengkulu–Kinari setiap enam bulan sekali, semata untuk bisa lambersam (bermain bersama) teman-teman lamanya.
“Rasanya beda kalau main di kampung sendiri. Selain olahraga, kami juga pulang untuk bernostalgia dan bersilaturahmi,” ujarnya sambil tersenyum.
Tak hanya berolahraga, para anggota PB Kinari Veteran juga sering berdiskusi ringan tentang masa depan nagari, dari soal keagamaan hingga sosial kemasyarakatan. Dan tentu saja, ada satu ritual yang tak pernah absen—selfie dan unggah foto ke media sosial! Karena, seperti kata mereka, orang tua boleh menua, tapi jiwa harus tetap muda!

Ketua PB. Kinari Veteran, Syafrijon Sikumbang, mengapresiasi semangat anggotanya yang tetap kompak. “Ini bukan sekadar olahraga, tapi bentuk kebersamaan. Dari keringat di lapangan lahir ide, canda, dan semangat untuk memajukan Kinari,” ujarnya.
Dari wirid yang menenangkan hati hingga olahraga yang menggerakkan raga, Kinari menunjukkan wajahnya yang seimbang—iman terjaga, tubuh pun bugar.(Edi Magek Kayo)











