Oleh : Maihendrik
PRnewspresisi.com–Pesta Demokrasi baru saja selesai dilaksanakan, Rakyat Indonesia sudah pasti menyambut dan memeriahkan agenda 5 (Lima) tahunan tersebut, apalagi pesta kali ini bertepatan dengan Hari Kasih Sayang, yang menjadi hari yang dinantikan oleh para generasi muda, yakni 14 Februari 2024.
Ragam dan corak pesta demokrasi tersebut dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia, baik sebagai Pemain
Maupun sebagai penonton.
Kalau sebagai penonton, kita sudah paham semuanya, terutama kepada masyarakat Indonesia, baik yang berada di wilayah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), maupun masyarakat yang berada di luar Negara Indonesia, atau yang lebih dikenal sebagai TKI.
Lalu siapa yang berposisi sebagai pemainnya? Tentulah pemainnya adalah Masyarakat yang akan bertarung di percaturan Politik Negara ini, mereka mendaftarkan diri untuk mewakili masyarakat yang ada.
Selain itu Mereka juga mencalonkan diri dengan membawa bendera partai masing-masing ataupun membawa atas nama wilayah atau daerah yang akan mereka wakili nantinya.
Namun Tentu tidak segampang dan semudah yang kita pikirkan, mereka mau dan rela menjadi wakil kita untuk menyampaikan aspirasi kita nantinya.
Ada sesuatu yang harus dikeluarkan dan mereka keluarkan, dengan jumlah yang tentunya kita tidak ketahui, jangan di tanya berapa lho…
Beragam Trik dan teknik harus mereka lakukan dan gencarkan, supaya bisa duduk di kursi empuk, dan menyenangkan dimana kursi yang merubah diri menjadi orang terhormat, serta di hormati dan disegani.
Salah satu trik yang sering dijumpai adalah dengan melakukan pembagian sembako, memberikan Pakaian yang ada photo calegnya, hingga melakukan “Serangan Fajar” oleh seorang caleg.
Menurut Wikipedia, Serangan fajar adalah istilah yang digunakan untuk menyebut bentuk politik uang dalam rangka membeli suara yang di lakukan oleh satu atau beberapa orang untuk memenangkan calon yang bakal menduduki posisi sebagai pemimpin politik.
Disinilah peran tim pemenangan caleg akan berusaha keras untuk bisa memenangkan jagoannya, tapi tidak bagi yang mencalonkan. Namun Detak jatung mereka akan serasa copot sampai perhitungan suara dikatakan Final dan berakhir oleh Komisi Pilihan Umum (KPU).
Siapa yang gagal, dan siapa yang duduk mewakili suara rakyat nanti nya, disitulah takdir berkata dan jangan sampai “Habis Serangan Fajar, timbulah Serangan Jantung”.