Dari skenario simulasi berpasangan tiga atau dua pasang calon, nampak determinasi Ganjar Pranowo relatif kuat berpeluang memenangi pasangan kandidat lain. Namun demikian, terdapat temuan menarik dimana elektabilitas Ganjar justru akan turun ketika dipasangkan dengan Puan Maharani. Tidak hanya jika berpasangan dengan Ganjar, tokoh-tokoh yang lain juga akan mengalami “defisit” elektoral jika dipasangkan dengan sosok politisi dari PDI-P ini. Hal ini berkaitan dengan tingginya resistensi Puan Maharani dibandingkan dengan tokoh-tokoh lainnya. Ini penting bagi PDI-P dalam menentukan calon presiden yang akan didukungnya secara tepat dalam kompetisi elektroal Capres/Cawapres di Pemilu 2024 yang akan datang.
“Dalam survei ini selain level elektabilitas tokoh dalam bursa capres/cawapres, kami secara khusus mengukur level resistensi publik terhadap tiap tokoh yang namanya muncul di bursa capres. Kami menyampaikan pertanyaan siapakah yang paling tidak akan dipilih sebagai presiden dan mendapatkan temuan menarik,” ujar Fajar.
Secara berurutan tokoh dengan resistensi publik tertinggi untuk posisi capres adalah Puan Maharani (18,6%), Prabowo Subianto (4,8%), Anies Baswedan (3,7%), Agus Harimurti Yudhoyono (3,3%), Erick Thohir (2,8%), Zulkifli Hasan (2%), serta Ganjar Pranowo (1,2%).
“Gambaran level resistensi ini menjadi angin segar bagi demokrasi Indonesia yang selama ini dipenuhi kekhawatiran akan keterbelahan masyarakat karena urusan pilihan politik dalam Pemilu.
Nama-nama yang memuncaki bursa capres maupun cawapres ternyata tidak memiliki level resistensi yang terlalu tinggi dari masyarakat. Jadi sekalipun misalnya pendukung Ganjar, Anies maupun Prabowo belum tentu saling melimpahkan dukungan, setidaknya level resistensinya tidak mengkhawatirkan,” jelas Fajar.
Proyeksi Bursa Elektoral Partai
PDIP masih memuncaki kompetisi elektoral dengan raihan sebesar 22,1%, diikuti oleh Partai Gerindra (12,2%), Partai Nasdem (7,9%) dan Golkar (7,6%).
Pada umumnya partai-partai yang saat ini memiliki kursi di parlemen seperti PKB, Demokrat, PKS diperkirakan lolos ambang batas parlemen karena mendapat raihan suara di atas 4%. Namun PPP dan PAN berpotensi rawan tidak lolos ke parlemen. Sementara itu, peluang partai-partai baru dalam kompetisi elektoral tidak cukup menjanjikan.
Discussion about this post