Salah satu contoh yang sudah saya terapkan adalah sebelum mengajar Pendidikan Pancasila dengan materi Pola Hidup Gotong royong saya menemukan sebuah cerita dengan tema kerja sama beberapa peserta didik saat membersihkan taman. Ceritanya berjudul “Lalat dan Nyamuk Pergi’’ yang ditulis oleh Harwati Sikirit. Cerita ini terdiri dari 15 halaman, dengan tingkat kesulitan 3 dan baru tersedia dalam bahasa Indonesia saja. Uniknya lagi sebelum menyajikan cerita kita bisa melihat jumlah halaman, tingkat kesulitan bacaan dan ketersedian dalam beberapa bahasa.
Dari kegiatan literasi tersebut, peserta didik dapat menemukan kompetensi awal sebelum mereka memahami lebih lanjut dengan materi yang saya berikan.
Menariknya lagi aplikasi Let’s Read Digital Library ini sudah tersedia dalam berbagai bahasa seperti bahasa Inggris, Malaysia, Tagalog dan banyak lagi bahasa-bahasa negara lain. Selain itu ada juga tersedia beberapa bahasa daerah seperti Minangkabau, Jawa, Sunda, Bali dan Batak. Ini yang sangat menarik bagi saya pribadi yaitu tersedianya beberapa cerita dalam versi bahasa Minang. Dengan rasa ingin tahu yang sangat luar biasa saya terus berpetualang di Let’s Read Digital Library dan ternyata sangat banyak cerita versi bahasa Minangkabau yang dapat saya integrasikan dalam pembelajaran muatan lokal Budaya Alam Minangkabau.
Saya mulai merancang sebuah program sekolah yang berdampak positif bagi peserta didik, yaitu “Integrasi Literasi pada Kegiatan Pembelajaran Budaya Alam Minangkabau dengan memanfaatkan aplikasi Let’s Read Digital Library yang saya singkat dengan TELITI DAN BERBUDI. Program ini merupakan penguatan literasi pada kegiatan intrakurikuler yang terintegrasi pada mata pelajaran muatan lokal Budaya Alam Minangkabau. Latar belakang program ini antara lain adalah kurangnya kosa-kata bahasa Minang peserta didik sehingga ada beberapa kata yang biasa mereka gunakan sehari-hari atau mereka dengar tapi mereka tidak tahu arti dan maknanya.
Cerita-cerita pada aplikasi Let’s Read Digital Library yang sudah tersedia dalam bahasa Minang antara lain berjudul Pangeran Jo Inyiak, Babendi-bendi, Mambuek Apam, Batiak Tanah Liek, Anak Daro Ketek, Jungkia Baliak, Pai ka Pasa, Layang-layang Sirah dan masih banyak judul lainnya. Saya sudah menyajikan cerita “Mambuek Apam” kepada peserta didik dengan cara dibacakan, peserta didik tertarik dan sangat antusias saat saya mulai membacakan cerita.
Dari cerita tersebut mereka mengenal beberapa kosakata baru dan menemukan pesan moral yang dapat menjadi teladan bagi mereka dalam bertingkah laku sehari-hari. Cerita-cerita yang ada dalam aplikasi ini saya pilih, disesuaikan dan diintegrasikan dengan modul ajar Muatan Lokal Budaya Alam Minangkabau.
Selain itu untuk penguatan literasi di kelas, peserta didik juga membuat jurnal membaca yang dapat mereka isi di rumah dengan minimal membaca satu judul dan menuliskan kembali tokoh, latar serta pesan moral dari cerita tersebut dalam jurnal mereka masing-masing. Sejak penerapan inovasi ini kosakata peserta didik dalam bahasa Minang sudah mulai meningkat, pembelajaran Budaya Alam Minangkabau semakin menarik dan mereka bisa mengeksplor berbagai cerita pada aplikasi Let’s Read Digital Library. Jika ingin mengenal dunia maka membacalah!Salam literasi !!