Banyak pilihan memiliki potensi nilai positif dan juga biaya untuk mengeksplorasi dan mengimplementasikannya (implemented costs dan opportunity costs) yang secara negatif mempengaruhi expected value dari suatu hasil yang diharapkan Sebaliknya, pilihan terbatas memaksa orang konsentrasi pada pilihan tersebut dan mengkesploitasinya secara optimal, sehingga tidak membuang-buang waktu (opportunity lost) dan fokus mengeksploitasi pilihan yang ada secara optimal.
Dengan kata lain mereka mengekstrak nilai tambah melalui fokus pada kompetensi utama (value addition through focusing core competency). Banyak contoh yang bisa dipetik dalam sejarah dunia maupun sejarah Indonesia.
Satu contoh klasik yang bisa disaksikan sampai hari ini secara global adalah diaspora Israel yang tersebar di seluruh dunia. Pada akhir abad kelima belas mereka tidak diberi banyak pilihan oleh bangsa Eropa untuk mengambil bagian dalam sektor-sektor tertentu yang akhirnya memaksa mereka fokus pada ilmu pengetahuan dan bisnis. George G. Szpiro dalam bukunya Pricing the Future (2011) menyatakan bahwa lingkungan tempat mereka hiduplah yang menyebabkan kaum Yahudi seperti sekarang.
Maka tidaklah mengherankan Yahudi adalah ras yang paling banyak menerima hadiah nobel dan menghasilkan banyak orang kaya di dunia. Dalam lingkup Indonesia tidak kalah menarik contoh nyata tentang kesuksesan karena keterbatasan yaitu Etnis China, di Indonesia pada jaman Orde Baru sedikit sekali peluang bagi mereka untuk terlibat dalam birokrasi dan politik. Keterbatasan pilihan membuat etnis China fokus pada perdagangan yang menyebabkan mereka keluar menjadi kelompok etnis yang secara agregat menguasai perekonomian Indonesia.
Bahkan hal itu menimbulkan kecemburuan sosial yang mencapai klimaksnya pada tahun 1998, ketika perampokan, pembakaran bahkan pemerkosaan melanda Jakarta waktu itu. Walaupun tidak disadari bahwa mereka mengoptimalkan pilihan yang terbatas yang mereka miliki sementara etnis lain kebingungan dengan pilihan yang begitu banyak sehingga tidak mengkonsentrasikan sumberdaya mereka secara optimal.
Pelajaran yang bisa ditarik adalah tidak ada pilihan bisa lebih bernilai daripada banyak pilihan jika kita tidak mampu mengeksploitasinya secara optimal. sehingga tidak mengkonsentrasikan sumberdaya mereka secara optimal.
Discussion about this post