PERCUT SEI TUAN, PRnewspresisi.com—
Budidaya kepiting sistem apartemen (vertical crab house) yang tengah tren di beberapa daerah, turut dilirik Kelompok Tani Hutan (KTH) Bakti Nyata dengan mengembangkan sistem tersebut di kawasan sekitar ekosistem mangrove wilayah Hutan Kemasyarakatan (HKm) kelolaannya, di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Sistem tersebut dibuat, melihat potensi komoditas kepiting hasil tangkapan dari kawasan mangrove kelolaan KTH Bakti Nyata yang berada tepatnya di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan, serta upaya budidaya untuk pembesaran yang selama ini dilakukan dengan sistem konvensional tidak memberikan hasil nenggembirakan.
“Ya, ada seluas 83 hektare hutan mangrove yang dikelola KTH Bakti Nyata di wilayah Desa Tanjung Rejo, berstatus Hutan Kemasyarakatan dengan izin langsung dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Yang luar biasa, ekosistem mangrove seluas itu tentu menjadi habitat kepiting bakau atau banyak juga orang menyebutnya kepiting batu, yang selama ini menjadi tangkapan masyarakat nelayan dengan alat tangkap tradisional berupa bubu atau perangkap,” kata Eko Hendra, salah seorang anggota KTH Bakti Nyata yang menggagas pembuatan apartemen kepiting tersebut, kepada wartawan, Rabu (23/11/2022).
Tapi disadari, sokongan alam untuk terus bisa memberikan hasil tangkapan sesuai keinginan, lambat laun berkurang, setidaknya untuk kepiting berukuran besar yang makin lama makin sulit didapat.
“Padahal, pasar ekspor atau untuk restoran-restoran yang ada di Kota Medan saja, umumnya meminta yang berukuran berat 500 gram ke atas. Sementara sekarang, tangkapan dominan di wilayah Tanjung Rejo ini hanya seukuran 200-300 gram,” ungkapnya.
Karena itu, biasanya masyarakat di sana membesarkan lagi kepiting hasil tangkapan dari alam, sampai jadi ukuran sesuai yang diinginkan.
Discussion about this post