Tidak hanya itu, peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana pendidikan, transformasi digital diberbagai lini, serta peningkatan mutu tenaga pendidik secara bertahap juga terus dilakukan.
“Sektor pendidikan itu terus berkembang, meski pun dibeberapa hal ada yang sama. Oleh karena itu, kebijakan yang kita rancang pun cukup dinamis, agar selalu relevan dengan permasalahan dan berorientasi jangka panjang,” terang Mahyeldi.
Seperti kebijakan pemerataan infrastruktur fisik pendidikan berupa pembangunan sekolah dan ruang kelas baru di Sumbar. Menurutnya, itu tengah menjadi fokusnya dan bertujuan untuk menghadirkan akses pendidikan yang merata bagi masyarakat, sekaligus menjawab keresahan orang tua siswa setiap kali datangnya musim Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Mahyeldi menyebut, dalam kurun waktu empat tahun terakhir, pihaknya telah berhasil menyelesaikan proyek pembangunan 10 Unit Sekolah Baru (USB) di Sumbar untuk berbagai tingkatan SMA, SMK hingga SLB.
Adapun rincian USB tersebut antara lain, SMA 17 Padang, SMA 2 Lembah Malintang, SMKN 1 Air Bangis, SMKN 1 Akabiluru serta SLBN 2 Limapuluh Kota. Lalu SMAN 2 Sungai Geringging, SMAN 12 Solok Selatan, SMAN 3 Gunung Talang, SMKN 1 Malalak serta SLBN 1 Mentawai.
“Ini penting untuk memastikan hak setiap anak di Sumatera Barat untuk memperoleh pendidikan terpenuhi secara adil dan merata,”ujar Mahyeldi.
Pada Tahun 2025 nanti, sambung Gubernur Mahyeldi, pihaknya juga merencanakan pembangunan lima unit sekolah baru di beberapa kabupaten/kota di Sumbar.
Hasilnya, berdasarkan Data Badan Pusat Statistik yang diterbitkan Februari 2024 dari total jumlah penduduk usia 16 hingga 18 tahun Sumbar sebanyak 297,600 orang Indeks Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk jenjang pendidikan SMA di Sumbar Tahun 2024 berada diangka 104,21 persen, sedangkan capaian tahun sebelumnya, Tahun 2022 sebesar 90,66 persen dan Tahun 2023 sebesar 92,00 persen. Artinya tren APK Sumbar mengalami kenaikan yang cukup signifikan dalam 3 tahun terakhir.