Oleh : Dedi Hermanto
(Pimred PRNEWSPRESISI.COM)
Kota Solok,PRnewspresisi.com–kota Solok yang dikenal sebagai Kota Beras dan juga ternama sebagai kota serambi Madinah terletak pada lokasi strategis dan juga dipersimpangan jalan, tak heran perkembangan nya semakin hari semakin pesat.
Kota yang hanya memiliki luas 58,72 km2 dengan 2 kecamatan ini sering dijadikan tempat transit bagi para pengunjung, baik yang akan ke Padang, ke Bukittinggi, ke Dharmasraya Pastilah melalui kota Solok, tak ayal perekonomian masyarakatnya semakin bertumbuh dan berkembang.
Secara kasat mata, berbagai pembangunan sudah banyak dilakukan oleh pemerintah nya, baik itu berupa pembangunan masjid, pembangunan Sarana Olah Raga Dengan Nama GOR Marahadin, pembangunan los Pasar Tradisional menjadi pasar modern, pelebaran Sungai Batang Lembang, pembangunan Rumah Sakit Kota Solok, pembangunan Pedestrian yang presentatif bagi pejalan kaki, dan mungkin masih banyak lagi pembangunan lainnya yang tidak terpantau oleh penulis dan itu menjadi hal positif bagi penulis selaku warga kota Solok.
Untuk masalah Sampah penulis rasa sudah tertata dengan baik, malahan becak motor sudah masuk ke gang sempit yang tidak terjangkau oleh truk sampah, sehingga sampah di kota Solok tidak ada lagi yang tertumpuk karena memang petugas nya bekerja pagi dan Sore sehingga Slogan Kota Solok BERDASI (Bersih, Indah, Sehat dan Berseri) memang nyata adanya.
Untuk Permasalahan kesehatan, bagi warganya yang sakit dan tidak di tanggung oleh BPJS maka Pemerintah nyalah yang akan menanggung Biaya berobat selagi berdomisili dan ber KTP kota Solok.
Namun dari sekian dampak positifnya, ada juga yang masih perlu perbaikan, diantaranya permasalahan parkir yang hingga kini membuat kemacetan dan sembrawut.
Beberapa bulan belakangan di pasar raya Kota Solok sering sekali terjadi kemacetan panjang terutama pada jam sibuk, apalagi ketika hendak lebaran, hal itu faktor pemicu nya karena lahan parkir roda empat yang tidak tersedia sebagaimana mestinya, apalagi mobil mobil tersebut berhenti di sembarang tempat sehingga sudah memakan Bahu Jalan.
Silahkan di lihat dari arah simpang surya berlanjut ke arah simpang usaha air mati, kini lokasi tersebut sudah dijadikan lahan parkir apalagi semenjak Jalur Dua pasar raya yang tidak memperbolehkan lagi untuk parkir, maka para pengendara memindahkan parkir kendaraanya kelokasi lain yang sebetulnya juga tidak layak untuk tempat parkir.
Fenomena ini sudah menjadi pemandangan biasa saja, apa lagi ketika sore hari, maka sudah bisa dipastikan pasar raya kota solok macet parah, kemudian dilihat dari sisi tukang parkirnya, sepertinya petugas parkir merupakan petugas siluman alias tidak resmi karena tidak mengenakan rompi petugas parkir, sementara biaya parkir seenak udelnya saja mereka naikkan, penulis ber asumsi tarif parkir saat ini tidak sesuai dengan aturan Perda yang ada sementara petugas nya pun juga tidak memberikan karcis ketika pengendara hendak memakir kendaraan.
Kadang kita dibuat jengkel oleh si petugas, cuma hanya berhenti sebentar lalu ketika hendak Pergi, tiba tiba saja datang si tukang parkir meminta uang, berhenti lagi di ujung jalan beda lagi yang meminta jasa parkir, dan hal seperti ini sama juga dengan memalak alias memeras, kondisi seperti ini hendak nya perlu dibenahi.
Kadang sempat terfikir oleh penulis, ketika salah satu kendaraan warga dicuri apakah si petugas itu bertanggung jawab, karena yang banyak dilihat sekarang sering ditemui petugas parkir tidak resmi yang hanya mengharap pundi rupiah.
Semua itu seharusnya perlu menjadi perbincangan serius dan ada semacam usulan dari beberapa warga untuk membangun tempat parkir kendaraan roda 4 yang representatif seperti di Mall, lalu juga menyediakan Karcis resmi kepada petugasnya dengan mematok tarif sesuai perda, sehingga pengendara akan tahu mana petugas legal dan mana yang ilegal, selanjutnya membekali petugas dengan ilmu berkendara karena banyak juga yang tidak paham dalam memberikan aba aba.
Pengalaman penulis ketika hendak parkir di Pasar Raya Padang panjang, selain petugas nya memakai Rompi dan pluit, petugasnya juga memegang karcis parkir, penulis saat itu memberi uang Rp. 5.000,- petugas nya langsung mengembalikan uang Rp. 2.000,- dengan mengatakan “yang tertera di karcis Rp.3.000, – pak”, ucapnya.
Mungkin ini hanya sekedar masukan buat yang mengambil kebijakan demi keamanan dan kelancaran karena Kota Solok merupakan kota Transit yang setiap hari bukan warga kota Solok saja yang lewat tapi juga dari berbagai wilayah, jangan sampai keindahan, kemegahan, kenyamanan, keramahan yang selama ini dirasakan warga menjadi berkurang akibat penataan lokasi parkir yang tidak maksimal, itu semua harus dibenahi dalam waktu dekat. Semoga…….