Talaok, Solok,PRnewspresisi.com—salah satu topik Kearifan Lokal dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pada Kurikulum Merdeka, SMPN 4 Hiliran Gumanti Kab.Solok menjadikan kuliner tradisional “Pinyaram” sebagai tema yang diusung
“Pinyaram” salah satu kuliner tradisional yang saat ini sudah jarang ditemukan bahkan telah tergantikan dengan makanan cepat saji semisal junk food atau fast food membuat Feriyadi,S.Pd selaku Kepala SMPn 4 Hiliran Gumanti bersama majelis guru mencoba kembali melestarikan nya
Saat ditemui diruang kerjanya jum’at (28/10/22) Feriyadi kepada media ini bercerita bahwa secara umum Pinyaram masih digemari oleh masyarakat didaerah, tetapi keberadaan kue ini biasanya hanya terdapat ketika perayaan-perayaan tertentu saja.
“Seiring perkembangan zaman, keberadaan “pinyaram” di tengah-tengah generasi muda lambat laun terdegradasi dengan maraknya makanan-makanan cepat saji”, ungkap Fery.
Melihat Kondisi seperti itu tambah Fery lagi, pihak sekolah berupaya kembali mempertahankan serta melestarikan kekayaan kuliner tradisional yang dahulu sangat terkenal diSumatera Barat sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang terkenal dengan penganannya.
“Pinyaram” ungkap kepsek merupakan jajanan khas Sumatera Barat yang cukup digemari oleh masyarakat hingga kini. Sebuah penganan yang terbuat dari campuran gula pasir atau gula jawa, ditambah tepung beras putih atau beras hitam, dan santan, tidak lah sulit untuk dibuat, apalagi dengan bahan bahan yang mudah didapat, sementara cara pembuatannya cukup digoreng sesuai ukuran cetakannya.
“Sementara projek P5 ditahun ajaran 2022-2023 hanya melibatkan siswa kelas 7, para siswa dilatih bagaimana cara membuat Pinyaram mulai dari pengenalan bahan, proses pengolahan bahan, hingga bahan tersebut diolah dan dimasak serta disajikan”,bebernya.

Discussion about this post