Tak hanya pendanaan, PTBA juga memberikan pendampingan dan penguatan dalam proses pemasaran sehingga produk ini sudah mencapai skala nasional.
“Pemasaran kini sudah dilakukan secara online melalui marketplace Shopee, Tokopedia, Platform Pasar Digital (PaDi), dan secara offline melalui Rumah BUMN Muara Enim, menjalin mitra dengan toko-toko di sekitar Sumatera Selatan dan Lampung serta pengikutsertaan SIBA Rosella dalam pameran dan bazar tingkat internasional pada kegiatan Mandalika Experience 2022 Moto GP yang dilaksanakan di Mandalika Sirkuit Lombok Tengah,” Dian menuturkan.
Perusahaan pun telah melakukan pendampingan dan fasilitasi agar produk-produk SIBA Rosella mendapatkan sertifikasi. Mulai dari izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sertifikat merek, sertifikat halal, dan sebagainya. “Sudah ada izin BPOM, sertifikat halal ada, sekarang juga proses ISO,” ujar Dian.
Kapasitas produksi teh rosella sekarang sekitar 100 kotak per hari, dengan total omzet dapat mencapai senilai kurang lebih Rp 5-60 juta per bulan tergantung permintaan dari konsumen. “Kita (para anggota SIBA Rosella) bagi hasil. Kadang sebulan sekali. Kalau baru cukup untuk produksi, (bagi hasil) dua bulan sekali,” ungkap Dian.
Melihat semangat para perempuan penggerak SIBA Rosella, Dian optimistis usaha ini dapat semakin berkembang. “Ke depan, kami lagi mau membangun restoran tapi bahan dasarnya rosella. Mimpi besar kami bisa ekspor rosella ke luar negeri,” tutupnya.(Rel)
Discussion about this post