PALEMBANG,PRnewspresisi.com—Masyarakat Kabupaten Muara Enim dalam beberapa pekan terakhir terus diresahkan dengan banyaknya truk angkutan batubara yang melintas di jalan umum.
Aktivitas truk angkutan batubara yang diduga milik salah satu perusahaan tambang, PT Duta Bara Utama (DBU) itu dipersoalkan warga lantaran menimbulkan debu batubara yang mengotori rumah maupun kawasan yang dilintasinya. Tak hanya itu, banyaknya truk yang melintas juga telah mengganggu kelancaran dan kenyamanan lalu lintas.
Pantauan di lapangan, mobilitas angkutan batubara tersebut terjadi pada malam hari. Antrean truk melintas secara bebas di dalam kota mulai dari Simpang Kepur, Jalan Jenderal Sudirman, Ahmad Yani (Depan Kantor Bupati) dan Sultan Mahmud Barudin (SMB) II.
Angkutan itu sering menyebabkan macet hingga menimbulkan antrean panjang di kawasan Bundaran Air Mancur Terminal dan Jembatan Enim II Muara Enim karena berpapasan dengan angkutan Batubara dari arah Tanjung Enim menuju Tanjung Jambu, Kabupaten Lahat, juga truk-truk kosong dari arah Lahat.
Debu tebal kerap bergulung ketika truk tersebut melintas. Hingga mengganggu penglihatan pengendara yang ada di belakangnya.
“Truk angkutan batu bara di tengah kota mulai terlihat beriringan usai Magrib, sekitar pukul 18.00 Wib, ini mengganggu karena membuat mata perih dan sesak,” kata Ilhamsyah (31), warga Muara Enim , Jumat (5/5).
Lanjutnya, kendaraan angkutan batubara yang melintas di jalan protokol atau dalam Kota Muara Enim sudah sangat mengganggu kenyamanan pengguna jalan. Terlebih, beberapa truk pengangkut kurang menutup rapat bak truk menggunakan terpal. Beberapa material batubara terlihat ada yang jatuh dari atas truk.
“Ada yang berukuran kecil maupun jenis tronton yang ujungnya sering membuat macet,” bebernya.
Ilham mengharapkan, pemerintah bisa segera menindak angkutan yang melintas. Terlebih lagi, secara aturan, angkutan industri seperti pertambangan harus memiliki jalan khusus.
“Secara pasti saya tidak paham proses izinnya bagaimana, hanya saja kami minta agar tidak melintas disini, ya susah mas, mau nyalip susah beriringan banyak debu, apalagi bawa anak kecil kasihan,” katanya.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Masyarakat Suka Lingkungan Hidup (Gemasulih) Kabupaten Muara Enim, Andi Candra ikut menyoroti dampak debu Batubara yang memperkelam wajah taman-taman kota di Muara Enim.
Discussion about this post