Pada Minggu (05/02/23) pagi, pasangan Suami Istri Agung prasetyo dengan Mutia Febriani.DS mengadakan acara “Mambadak” tersebut di Kediamannya di Selayo Tanang Bukit Sileh. Bagi Keluarga Besar Mutia, tradisi ini telah berlangsung dari Nenek moyang dan sampai sekarang tetap di pertahankan.
Bayi yang baru berumur 11 hari bernama syafiq Atarraska prasetya dilakukan prosesi “Mambadak” dengan mengundang karib kerabatnya.
Dalam prosesi itu ada 3 tahap yang harus dilalui SiBayi diantara nya adalah Pertama dengan memandikan si kecil dengan berbagai Rempah atau yang sering disebut “Balimau”.
Dalam Tahap ini, anak diperkenalkan kepada masyarakat bahwa telah lahir keturunan baru dari sebuah suku atau keluarga tertentu. Sementara bagi si ibu bayi acara ini sebagai ajang untuk keluar rumah pertama kali pasca pemulihan setelah melahirkan.
Tahap selanjutnya dilakukan prosesi pengasapan dengan Istilah “Parabun” dimana Si Bayi dibawa kesebuah tempat dan telah dinanti oleh orang yang sudah berpengalaman sekaligus memimpin ritual tersebut dengan mempersiapkan tampian (Wadah) berisi dedaunan kering yang dibakar dan mengeluarkan asap.
Pada proses nya, Bayi diserahkan oleh orang tuanya kepada orang yang melakukan prosesi ritual bernama Samsu Marni (60) yang sering disapa “tek Mar” disana Bayi di buka bedungnya kemudian Tek Mar memulai dengan menaburkan Bedak ke Muka si Bayi, selanjutnya Bayi Disisir rambutnya selanjutnya di perlihatkan Al-Qur’an yang dianggap kelak akan dekat dengan Alquran dan bisa membaca nya dengan Fasih serta menjadi pedoman Hidup dan terakhir Anak Di asap (parabun) beberapa detik dengan tujuan mudah mudahan si Bayi akan terhindar dari segala penyakit, panjang umur dan sehat selalu.
Discussion about this post