Apresiasi yang sama disampaikan oleh Dr. Anwar Fuady, Ketua Umum Persatuan Artis Sinema Indonesia (PARSI) yang menyatakan bahwa buku Diplomasi Santri memberikan sudut pandang kaum santri di luar kehidupan dunia pesantren yang ternyata memiliki ketertarikan dan kemampuan serta peran penting dalam dunia diplomasi.
Lalu bagaimana kata akademisi tentang buku karya Dr. Arifi Saiman itu? Prof. Hikmahanto Juwana, SH., LL.M., Ph.D., Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia yang juga Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi menilai, diplomasi tidak lepas dari kearifan lokal yang dibawa oleh agen hubungan internasional yang disebut diplomat.
Menurut Hikmahanto, sebagai seorang diplomat yang telah malang melintang di berbagai negara, Arifi Saiman membawa warna dalam berdiplomasi. Warna dimaksud adalah warna santri dimana Arifi pernah menjadi bagian dari keluarga besar para santri.
Interesting, inspiring, motivating
Sementara itu Eep Saefulloh Fatah, Founder dan CEO PolMark Indonesia (Pusat Riset dan Konsultasi Political Marketing) menilai, buku Diplomasi Santri menunjukkan bahwa para santri diplomat merupakan bagian sangat penting dari penyegaran dan pembaharuan diplomasi dan politik luar negeri Indonesia belakangan, hari ini, dan ke depan.
Sebab, menurut pangajar di Jurusan Ilmu Politik FISIP UI itu, selain menjalani profesionalismenya dengan hati, para santri diplomat juga merawat etika, moralitas, dan religiusitas dalam pikiran, ucapan, dan tindakan diplomasinya.
Buku Diplomasi Santri itu sendiri secara garis besar terbagi ke dalam dua bagian pembahasan. Bagian pertama membahas peranan dan kiprah diplomasi kaum ulama pesantren Nusantara pada abad ke-20 yang menampilkan sepak terjang diplomasi kalangan ulama pesantren melalui Komite Hijaz yang sangat melegenda.
Discussion about this post