Panyakalan,PRnewspresisi.com—Bambu adalah tanaman unik dengan rongga dan ruas di batangnya, bambu juga salah satu jenis tanaman rumput yang banyak tumbuh di negara Indonesia.
Tanaman bambu selain dimanfaatkan sebagai bahan material juga mudah diolah dan dikreasikan menjadi kerajinan tangan yang unik menarik. Dikarenakan sifatnya yang lentur dan kuat.
Setelah dilakukan pemetaan kebutuhan desa wisata di setiap nagari / desa ada beberapa nagari yang mengusulkan pelatihan pengolahan bambu menjadi barang kerajinan, hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Industri dan Kelembagaan Disparbud Kab. Solok Gusri Alam S.Sos.M.Si.dihadapan peserta Bimtek pada Kamis ( 9/ 11/ 2023 ) di Nagari Panyakalan.
hari ini jelas Gusri Alam, kita laksanakan pelatihan dasar dengan melibatkan para insan kreatif Kabupaten Solok sebanyak 40 orang peserta, dengan mendatangkan narasumber Muhammad Husen yang karyanya sudah mendunia.
Ditambahkannya setelah pelatihan nanti diharapkan muncul kreatifitas baru berupa barang kerajinan dengan berbahan dasar bambu. Yang nantinya bisa dijadikan salah satu souvenir Kabupaten solok.
Sekretaris Disparbud Kab. Solok Drg. Aida Herlina, MM. Yang membuka secara resmi acara bimtek tersebut berpesan agar peserta memanfaatkan kesempatan ini sebaik baiknya.
Aida Herlina juga menekankan betapa pentingnya cinderamata disebuah destinasi wisata kerena melalui cendramata bisa dijadikan sarana promosi sekaligus branding untuk membangun image suatu tempat atau daerah.
“Untuk itu sangat disarankan untuk tidak membuat cendramatanya asal asalan saja. Galilah potensi yang ada, lakukan inovasi dengan tetap mempertahankan kearifan lokal”, Ucap sekdis tersebut mengakhiri.
Wali Nagari Panyakalan dalam sambutannya yang disampaikan oleh Ermailis.Sangat menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan oleh Disparbud Kab. Solok. Menurutnya Panyakalan memiliki potensi bambu yang sangat banyak namun belum dikelola secara maksimal.
” Hingga saat ini bambu di Panyakalan baru dimanfaatkan secara konvensional, belum ada industri kreatif yang menjadikan bambu sebagai bahan dasar sehingga memberikan nilai lebih kepada masyarakat” ujar ermailis.
Kami berharap setelah pelatihan ini nanti akan muncul pelaku ekonomi kreatif bukan saja bambu namun juga dengan memanfaatkan sumber daya alam lainnya. Ucap Ermailis menambahkan.
Sebelum turun kelapangan pemateri Muhammad Husen seorang CEO dan Founder yayasan Sumatera Volunteer memaparkan bagaimana proses mengolah bambu sehingga mengahasilkan sesuatu yang bisa diterima pasar.
Menurut Husen pentingnya komunikasi serta mengenal produk yang akan dipasarkan. Selain itu harus pintar membaca pasar. Tawarkanlah produknya ke tempat atau negara yang disana tidak ada barang tersebut.
Seperti bambu ini ucap Husen sembari menawarkan ke beberapa negara yang disana tidak ada bambu. Contohnya di Belanda satu cangkir bambu saja dihargai 7 euro.
Selain memberikan materi Husen juga membawa peserta langsung ke lapangan yang dipandu oleh Adyatama Ahli Muda Pariwisata dan Ekonomi kreatif Disparbud Kab.Solok.Lesmi SP. Dan Vega Denia Surya SE. M.par. dan turut serta mendampingi ketua Forum Ekraf Kab. Solok Dewa Rahmana.
Peserta dikenalkan langsung dengan beberapa jenis bambu dan bagaimana cara memilih bambu yang bagus untuk berbagai produk kerajinan.(Ocha)