Oleh H.Gusra Yetri,SH
Banyuasin,PRnewspresisi.com—Seorang pemimpin adalah pribadi yang sangat menentukan bagi suatu umat atau bangsa. Menentukan karena dengannya sebuah Negara bisa maju atau mundur. Bila seorang pemimpin tampil lebih memihak kepada kepentingan dirinya, tidak bisa tidak rakyat pasti terlantar. Sebaliknya bila seorang pemimpin lebih berpihak kepada rakyatnya, maka keadilan pasti ia tegakkan.
Keadilan adalah titik keseimbangan yang menentukan tegak tidaknya alam semesta ini. Allah swt menegakkan langit dengan keseimbangan. Pun juga segala yang ada di bumi Allah swt berikan dengan penuh keseimbangan. Padanan keseimbangan adalah keadilan, lawan katanya adalah kedzaliman.
Setiap kedzaliman pasti merusak. Bila manusia berbuat dzalim maka pasti ia akan merusak diri dan lingkungannya. Bayangkan bila yang berbuat dzalim adalah seorang pemimpin. Pasti yang akan hancur adalah bangsa secara keseluruhan.
Di dalam Al Qur’an Allah swt telah menceritakan hancurnya umat-umat terdahulu kerena kedzaliman pemimpinnya. Karena itu bila kita berusaha untuk memecahkan persoalan bangsa maka tidak ada jalan kecuali yang pertama kali kita perbaiki adalah pemimpinnya.
Pemimpin yang korup dan dzalim bukan saja akan membawa malapetaka terhadap rakyatnya tetapi lebih jauh dan ini yang sangat kita takuti sebab Allah swt akan mencabut keberkahan yang diberikan. Sungguh sangat sengsara sebuah kaum yang kehilangan keberkahan. Sebab dengan hilangnya keberkahan tidak saja fisik yang sengsara melainkan lebih dari itu, rohani juga ikut meronta-ronta.
perumpamaan mengatakan bahwa pemimpin adalah nahkoda bagi sebuah kapal. Sebab Negara ibarat kapal yang didalamnya banyak penumpangnya. Para penumpang seringkali tidak tahu apa-apa. Maka selamat tidaknya sebuah kapal tergantung nahkodanya. Bila nahkodanya berusaha untuk menabrakkan kapal ke sebuah karang, tentu bisa dipastikan bahwa kapal itu akan tenggelam dan semua penumpang akan sengsara.
Sama juga halnya dengan Keberadaan Pemimpin, ibarat Kepala bagi tubuh kita.Kalau bagian kepala ada yang sakit ( sakit gigi, sakit kepala, sakit mata, telinga, hidung, dll apalagi otak) akan berpengaruh kepada seluruh tubuh. Nah,bagaimana kalau Pemimpin punya masalah/ kelemahan/ penyakit ( tidak cerdas, tidak berani, tidak tegas, tidak adil, zalim, suka pencitraan, tidak peduli, suka bermaksiat, apalagi tidak shalat/ tidak beriman), apa jadinya 5 tahun kedepan dan pertanggung jawaban nanti di akhirat maka Memilih Pemimpin terbaik( yang paling sedikit kekurangannya) adalah sebuah keniscayaan .
Discussion about this post