Oleh : Maihendrik, S.E.
(Guru MAS PSA Sulit Air)
PRnewspresisi.com–Siapa sih yang tidak mengenal akan istilah Rapor, ya…. Rapor merupakan Buku yang diterima siswa atau murid dari sebuah Sekolah atau tempat pendidikan.
Disana tertera sebuah angka-angka ataupun sebuah catatan yang di tuliskan oleh wali kelas ataupun penilai, yang lebih dikenal dengan sebuah Buku Hasil Penilaian Siswa.
Tentunya dari buku Rapor yang diterima akan mengisahkan ekspresi yang berbeda, ada menerima dengan hasil yang baik, dengan wajah yang gembira, ada juga menerima dengan hasil yang biasa, dan wajahnya juga standar, serta ada yang menerima dengan hasil dibawah standar, tentulah ekspresi wajahnya akan berbeda, ada cemberut, ataupun menangis sejadi-jadinya.
Apalagi sebelumnya, mereka pernah mendapatkan hasil yang cukup membanggakan, dan pernah mendapatkan nilai yang memuaskan.
Nah, bagaimana dengan penilaian yang kita berikan kepada pemerintah saat sekarang ini?, siapa yang akan memberikan nilai untuk pemangku kekuasaan yang akan berakhir?.
Penilaian hasil belajar siswa dengan penilan hasil kinerja pemerintahan tentulah tidak jauh berbeda, namun tentu tidak ada buku Rapor yang diberikan, hanya akan menjadi catatan khusus sebuah sejarah nantinya.
Nah…., coba kita perhatikan, sudah sekian lama kita merdeka, belum ada buku Rapor yang diberikan kepada Pemerintah, tapi hanya catatan yang di berikan oleh masyarakat Indonesia.
Dimulai dari Presiden Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdul Rahman Wahid (Gusdur), Megawati Sukarno Wati, Susilo Bambang Yudo Yono, dan Joko Widodo.
Semua mereka mendapatkan penilaian yang berbeda-beda, dan juga mendapatkan julukan berbeda pula.
Seperti halnya Presiden Sukarno, mendapatkan gelar kebangsaan dari masyrakat dengan Bapak Proklamator, Soeharto dengan Bapak Pembangunan, dan lain sebagainya.
Terus…., siapa yang menerima penilaian yang memuaskan, atau mendapatkan kebalikannya, yakni siapa yang mendapatkan Lapor Merah….?, tentu masyarakat Indonesia yang akan menilainya.