Maka kepada anda wahai para istri, kalau LDR masih akan lama, jangan biarkan suaminya jatuh bergelimang dosa. Lelaki itu gak ada masa iddahnya. Bila 3 atau 4 hari tidak “bertemu” istrinya, hatinya sudah mudah terganggu. Apalagi berbulan-bulan itu terjadi. Sementara, di tempat bekerjanya, tiap hari ia bertemu perempuan-perempuan yang rapi, wangi, wajah berseri, dan gampang memikat hati.
Maka dalam situasi ini cobalah berbesar hati. Duduklah bersimpuh di sepertiga malam menghadap Allah Swt. Mohonlah kepadaNya kekuatan dan bimbingan, serta ridho dan kemudahan. Sampaikanlah kepada suami anda, silakan berpoligami, demi menyelamatkan agamanya dan rumah tangga berdua.
Namun, itu bukan tanpa syarat. HARUS dengan syarat yang ketat dan komitmen serta janji setia kepada Allah, sebelum kepada istri. Pertama, harus dengan wanita shalehah yang siap menerima “keluarga pertama” suami. Kedua, siap untuk adil dan proporsional secara lahir. Ketiga, berjanji akan membimbing anak-anak sampai usia dewasa. Dan keempat tetap dengan niat akan mengakhiri LDR, dan kembali ke kampung untuk hidup bersama dengan dua istri.
Wahai para istri, jangan anda bersikeras “biarlah cerai saja” dari pada dimadu. Itu pilihan yang buruk dalam agama. Jangan zhalimi anak-anak dengan kehilangan ayahnya karena keputusan emosional anda. Hadapilah takdir Allah Swt yang menghendaki anda punya situasi seperti itu dengan penuh redha.
Berpoligami itu tidak hina, tidak buruk dan tidak tercela bila sesuai aturannya. Para Ulama dahulu (mungkin juga sekarang) banyak yang berpoligami, karena faktor kerja dakwahnya yang berpindah dari satu negeri ke negeri lain. Ternyata Inyiak Canduang ada istrinya di Batu Bolang kecamatan Harau. Padahal jarak antara Canduang dan Harau hanya sekitar 30an kilo. Tapi, dahulu mungkin itu sudah dianggap LDR.
** ** *
Discussion about this post