Oleh: Yulhasri,S.Pd (Guru SMPN 4 Guntal)
Gunung Talang,PRnewspresisi.com— Hari yang ku nanti akhirnya datang juga ,dimana kami akan mengenang hari kelahiranmu setiap tanggal 25 November
Waktu itu seorang anak bernama kamal maju kedepan, senyum simpul terlihat dibibirmya, dengan mata yang berkaca-kaca dia mengulurkan tangannya lalu mengatakan “selamat Hari Guru Mami”,ucap Kamal memecah kesunyian.
Tak berselang lama satu persatu tanpa dikomando semua nya berebut kedepan hendak bersalaman denganku disertai dengan ucapan yang sama “selamat hari guru”.
Tanpa disetting dan tanpa skenario masing masing muridku silih berganti memberikan kejutan demi kejutan berupa hadiah hadiah kecil yang sudah berada diatas meja kerjaku, sungguh membuat hatiku terenyuh dan gembira disaat itu.
Dihari yang spesial itu, kami semua merayakannya bersama dengan kekuarga besar ditempat aku mengabdi, sungguh betapa senangnya hati seorang cikgu ketika itu.
Aku yang merasa terharu Tak terasa butiran butiran air mata mengalir deras seketika, dan puncaknya seorang muridku memberikan setangkai bunga mawar sambil mengucapkan “selamat hari guru mami ,maaf Mila selama ini banyak salah sama mami, dan mami telah mengajar kami dengan penuh kesabaran sementara kami masih tidak serius”, ucap Mila sambil memegang erat tanganku.
Emosi ku campur aduk, Mila siswaku yang lemot ,dan sering di-bully oleh teman-temannya ternyata mengubah cara pandangku bahwa menilai seseorang bukan hanya dari luarnya saja. Ada sisi positif yang selama ini tertutup oleh sifat nya yang suka meledak ledak alias Tantrum.
di sekolah ku Mila sangat rajin menyapaku, orang nya periang, namun memiliki kelemahan dari sisi komunikasi, bahasanya yang kurang jelas membuatnya sering di-bully oleh teman temannya, tapi aku mengerti maksudnya dan dia seorang anak yang baik dengan semagat yang tinggi untuk terus belajar walaupun usianya sudah 17 tahun, namun dia tidak malu untuk duduk di kelas 7 dan memiliki kawan seumuran adiknya.
Sifat mila yang tidak mau berteman itu membuat aku bertanya tanya dan menjadi perhatianku, sewaktu ditanya “Mila kenapa kamu tidak bergabung sama teman teman mu”,jelasku, Lalu mila menjawab “Malas mami , mereka tidak suka bermain bersamaku, mereka selalu mengejekku, mending tidak ada teman dari pada banyak tapi hanya bikin sakit hati”, ucapnya dengan nada sedikit emosi, lalu Akupun mengucapkan “Sabar ya nak”, sambil menepuk pundaknya untuk menumbuhkan kepercayaan dirinya kembali.
Diakui nya bahwa mila yang Kadang terlihat berbeda dari temannya sering berteriak teriak, ketika itu aku merasa kaget mendengar teriakkan dari seorang siswa ,hore hore …….ternyata Mila yang berteriak ,dia memang sering berteriak dengan tidak menentu, belum tau apa tujuannya berteriak, kamipun bingung.
Dari sisi psikologi anak ini memiliki keterlambatan dan tidak semua guru yang paham dengan pergaulannya, aku sering memberanikan diri untuk bertanya “Mila ada apa”,sahutku, kemudian mila menjawab,”tidak mami”,tuturnya
aku pun terus bertanya, kenapa kamu berteriak ,Mila diam saja seketika dan akupun memberi nasehat bahwa tidak baik kamu berteriak Teman teman kamu kaget ,mamipun kaget., robah ya .
Begitulah mila anak didikku, disisi lain punya kelemahan namun dia sangat penyayang dan santun, mereka akan percaya dan senang jika kita sering berinteraksi dengannya tanpa ada membeda bedakan antara anak didik yang satu dengan anak didik lainnya, dimataku semuanya sama, sama sama memiliki masa depan yang cerah.
Bukan hanya Mila, Setelah itu ada lagi yang berteriak, kali ini datang dari muridku yang lain “Mami mami mami , teriaknya sambil mengucapkan “selamat hari guru mami”,ucapnya.
Seperti diketahui bahwa aku terkenal dengan sebutan mami, murid murid memanggil ku dengan kata kata itu, entah dari mana awalnya namun aku senang saja dengan panggilan tersebut karena jiwa ini terasa dekat dengan mereka apabila mereka menyebut saya mami, apalagi saya sangat suka dengan anak anak, kadang kami pun sering bercerita seolah olah mereka menganggapku ibunya, sehingga muridku tidak sungkan untuk menceritakan rahasia rahasia kecilnya kepadaku.
Aku berharap hubungan ini tidak akan putus ketika mereka telah tamat nanti, kenangan ini akan kami ukir dalam hati kelak ketika mereka sukses, sosok Mami akan membekas dalam hati sanubari mereka.