Suyitno menambahkan, jumlah pelatihan yang banyak secara otomatis akan menjangkau lebih banyak peserta. “Kita targetkan setahun ke depan minimal bisa menjangkau 500 ribu peserta,” tambahnya.
Suyitno juga meminta kepada pengelola MOOC Pintar agar terus menyosialisasikan metode pelatihan asynchronous ini. Menurutnya, banyak guru dan juga masyarakat yang masih mengikuti definisi lama tentang pelatihan. Banyak yang masih beranggapan bahwa yang disebut pelatihan itu yang tatap muka, yang untuk mengikutinya menunggu undangan, menunggu ditugaskan atasan.
“Sekarang era teknologi, pengetahuan berkembang sangat pesat. Karenanya pemaknaan terhadap pelatihan juga harus diubah. Ilmu pengetahuan ada dimana-mana, untuk mendapatkannya jangan menunggu diundang dan ditugaskan,” pintanya.
Suyitno menambahkan, MOOC Pintar ini dirancang menjadi platform bersama milik Kementerian Agama, bukan hanya milik Balitbang atau Pusdiklat. “Ini platform yang bisa digunakan bersama. Saya berharap semua unit eselon satu dan dua ikut memanfaatkan penggunaannya untuk mempercepat pelayanan kepada masyarakat,” pungkasnya.(***)
Discussion about this post