Siapakah dari dua nama ini, yaitu Heru dan Kaesang, yang akan didorong Jokowi untuk maju di Pilgub Jakarta?
Selain tiga nama itu, sosok Ahok, mantan Gubernur DKI ini juga muncul. Beberapa pihak mengusulkan agar pertarungan Anies vs Ahok di Jakarta bisa diulang kembali. Saat ini, Ahok adalah kader PDIP.
Duel Anies vs Ahok kecil kemungkinan akan terulang kembali karena PDIP tidak cukup kursi untuk mengusung calon sendirian. Sementara, posisi PDIP adalah oposisi.
Beda situasinya jika PDIP masuk koalisinya Prabowo dengan syarat. Salah satu syaratnya adalah Gerindra mendukung calon yang diusung PDIP di Pilgub Jakarta.
Ini pun tidak mudah. Sebab, ada Jokowi yang masih berkuasa. Jokowi besar kemungkinan punya calon sendiri, dan itu bukan Ahok. Cawe-cawe Jokowi di Pilgub Jakarta akan mempersempit peluang PDIP mencalonkan kadernya.
Secara kalkulatif, tidak mudah memang menghadapi Anies di Pilgub Jakarta, mengingat Anies punya nama besar. Selain incumbent, Anies juga sangat populer. Di pilpres lalu, Anies mendapatkan suara hampir 50 persen. Angka ini membuat calon lawan dipaksa untuk berhitung dengan lebih cermat.
Di Pilgub Jakarta, Anies jago kandang. Beda dinamika politiknya dengan pilpres. Tapi, politik tetaplah politik. Sangat dinamis. Banyak faktor yang ikut menentukan. Termasuk logistik dan instrumen negara, juga tingkat independensi KPU, ikut mewarnai hasil pemilu. Dalam politik, tidak ada yang absolut. Semua kemungkinan bisa terjadi.
Seseru apa kontestasi Pilgub Jakarta? Kita tunggu sama-sama.
(Sumber: RMOL)