Sulit Air, PRnewspresisi.com Warga Parupuak Jorong Telaga Laweh dan warga Alai Jorong Basung Nagari Sulit Air mengadakan gotong royong bersama.
Gotong royong pengecoran jembatan yang menghubungkan kedua Jorong tersebut berlangsung Sabtu (24/02/2024) yang mempergunakan dana swadaya dari perantau masyarakat serta bantuan dari Pemerintah Nagari sebanyak 12 sak semen.
Kegiatan goro sebagai bukti kerjasama dan hubungan baik kedua Jorong terlihat banyaknya warga yang ikut serta pengecoran lantai jembatan yang dipergunakan oleh warga untuk membawa hasil pertanian.
Dengan mempergunakan dana swadaya masyarakat rantau dan warga setempat di koordinir oleh persatuan KEBASS (Keluarga Besar Alai Sekitar nya).
Diharapkan dengan selesai pengecoran lantai jembatan yang membelah sungai Batang Katialo dapat mempermudah akses jalan yang menghubungkan kedua jorong yang bertetangga itu.
Menurut Risnaldi salah seorang warga Parupuak mengatakan pengecoran jembatan yang sangat penting bagi petani tersebut berukuran panjang 8 meter dan lebar 2 meter dari 20 meter panjang jembatan secara keseluruhan.
Wali Nagari Jumaini, S.Sos, M.Si yang juga turut hadir didampingi oleh Kepala Jorong Basuang Apriyantoni dan Kepala Jorong Telaga Laweh Agustar berharap agar masyarakat dapat lebih meningkatkan kekompakan dalam membangun Nagari.
Semoga saja apa yang kita hasilkan dari kegiatan Goro yang selalu dilakukan oleh warga Jorong pada khusus nya dan warga Nagari Sulit Air pada umum nya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baik nya untuk kelancaran transportasi.
Disamping Pemerintah, Wali Nagari juga berharap kepada peranrau Sulit Air Sepakat agar selalu tetap berperan serta untuk lebih memperhatikan terhadap pembangunan di kampung halaman dari segala lini.
Dijelaskan Jumaini, pada program AMBO SOTO CIEK MEMBANGUN NAGARI dimana pada tahun 2023 Nagari Sulit Air memperoleh Indeks Desa Membangun (IDM) sebagai Desa/Nagari Mandiri level yang tertinggi.
Ditambahkan Wali Nagari untuk kedepan nya dusun Alai Jorong Basung akan dimasukkan jaringan listrik ke rumah warga yang saat ini banyak ditinggalkan termasuk sawah dan ladang untuk dapat diolah dengan maksimal serta untuk menunjang perekonomian dan kenyamanan warga, “jelasnya. (Zal Harun)