Oleh :Feriyadi, S.Pd
(Kepala SMPN 4 Hiliran Gumanti)
Hiliran Gumanti, PRnewspresisi.com—Kita yakini bersama bahwa pendidikan memegang peranan kunci dalam pengembangan sumber daya manusia dan insan yang berkualitas. Secara kuantitas, kemajuan pendidikan di Indonesia cukup menggembirakan. Sekolah-sekolah baik negeri mapun swasta menjamur hingga ke pelosok-pelosok negeri.
Akses untuk belajar di sekolah secara umum sudah mampu dijangkau oleh lapisan masyrakat. Pemerintah pun telah mengeluarkan beraneka program pendidikan yang bertujuan untuk memenuhi hak dan kewajiban warga negara Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Tetapi, secara kualitas, perkembangan pendidikan di Indonesia masih belum merata.
Masih ada sekolah-sekolah, terutama yang berada di daerah 3T (terluar, tertinggal dan terisolir) yang masih belum mendapatkan sarana prasarana pendidikan yang layak. Sementara Sekolah yang berada dalam daerah 3T yang penuh keterbatasan ini harus berpikir ekstra keras untuk dapat bersaing dengan sekolah-sekolah yang berada di daerah maju. Mereka harus mampu menciptakan identitas sekolah yang dapat meningkatkan citra sekolah ditengah-tengah masyarakat.
Sekolah dengan fasilitas yang lengkap dan modern lalu menghasilkan kualitas siswa yang baik itu merupakan hal yang biasa. Tetapi sekolah dengan fasilitas yang kurang memadai lalu menghasilkan kualitas siswa yang baik itu baru luar biasa. Artinya sekolah yang baik merupakan sekolah yang mampu mengolah kemampuan potensi dasar yang dimiliki oleh individu siswa menjadi sebuah prestasi.
Dalam konsep Kurikulum Merdeka, penyelenggara sekolah terutama guru dituntut untuk mampu mengeksplorasi potensi siswa. Guru harus mampu memberi pembelajaran yang bermakna sesuai dengan minat, bakat dan potensi siswa itu tersebut. dengan Istilah “Penghambaan pada siswa” dalam Kurikulum Merdeka bermakna pada pembelajaran yang terpusat pada siswa.
Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik, sedangkan Dalam upaya untuk membangun image sekolah dan kaitanya dengan potensi peserta didik, Maka satuan pendidikan harus jeli melihatnya.
Discussion about this post