Keteladanan/uswah dari guru akan dapat membentuk watak dan kepribadian siswa sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam dan bertindak sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Dengan memberikan teladan melalui pembiasaan shalat berjamaah, maka setidaknya akan muncul 3 dampak positif bagi siswa.
Pertama, sebagai sarana penanaman nilai-nilai keimanan. Iman merupakan kepercayaan kepada Allah. Aplikasi dari keimanan itu adalah melakukan apa-apa yang disuruh-Nya dan meninggalkan apa-apa yang dilarang-Nya. Membiasakan shalat berjamaah bersama siswa adalah salah satu bentuk usaha dari guru dalam menanamkan nilai-nilai keimanan kepada siswa.
Dengan shalat, siswa akan tahu dengan Tuhannya, siswa tahu akan dosa, kemudian siswa akan takut untuk melakukan perbuatan-perbuatan tercela karena telah merasa dekat dengan Tuhan. Itulah pentingnya penanaman nilai-nilai keimanan kepada siswa, apabila dirinya telah beriman, maka segala perbuatannya akan selalu berada pada jalan yang benar.
Kedua, sebagai sarana penanaman nilai-nilai ibadah. Shalat merupakan ibadah kunci dari segala ibadah. Apabila ibadah shalat telah tertanam dengan baik dalam hati siswa, maka ibadah-ibadah yang lainnya pasti akan mengikut. Siswa yang rajin shalat tidak akan mau untuk meninggalkan puasa, siswa tersebut akan rajin membaca Al-Qur’an, siswa akan rajin bersedekah, dan mengerjakan ibadah lainnya, yang mana semua itu adalah buah dari pembiasaan ibadah shalat yang telah dia kerjakan.
Ketiga, sebagai sarana penanaman nilai-nilai akhlak. Shalat adalah sarana melatih kepercayaan diri dan keyakinan kepada Allah, shalat dapat melatih mental dan jiwa siswa agar tegar dan kuat dalam segala situasi. Semakin bagus shalat seorang siswa, maka akan kecil kemungkinan siswa tersebut melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh norma agama dan sosial, karena shalat dapat menjaga anak-anak dari perbuatan yang tercela.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW pada suatu hadits: “jagalah anak-anakmu dengan shalat” sehingga Pembiasaaan shalat dapat menanamkan akhlak terpuji kepada siswa. Begitupun dengan sebaliknya, apabila siswa tidak dibiasakan dengan shalat, maka akan lebih besar kemungkinannya dia memiliki akhlak tercela.
Discussion about this post